Kejujuran Masih Ada!!
Gambar : Dokumentasi pribadi
Suatu ketika saya melayani seseorang dari instansi tertentu untuk membeli buku-buku dalam jumlah yang cukup besar nilainya. Setelah selesai memilih ratusan judul buku dan siap untuk dilakukan pembayaran, orang tersebut menemui saya dan berkata, “ Bisa tidak bukunya dinaikkan harganya dan discountnya tidak usah dicantumkan?“ Mendengar hal itu, saya menjelaskan bahwa di perusahaan kami hal itu tidak bisa dilakuan karena semua transaksi harus dilakukan apa adanya. Saya juga menjelaskan, selain discount yang diberikan, buku yang dibeli juga bisa diantar sampai tujuan. Mendengar penjelasan saya, orang tersebut tidak bisa menerima dan mengatakan bahwa ditoko lain apa yang dia minta sudah biasa dan tidak ada masalah. Karena saya tetap tidak bisa memenuhi permintaan orang tersebut, transaksi yang hampir terjadi akhirnya dibatalkan dan buku-buku yang jumlahnya cukup banyak dan sudah dipilih tidak jadi dibeli, walaupun orang tersebut tahu bahwa mencari buku – buku yang sudah dipilih tidak mudah untuk di dapatkan di toko lain karena tidak semua toko buku menyediakan buku-buku selengkap di tempat saya bekerja. Tetapi karena orang tersebut tidak bisa mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri, akhirnya dia tetap tidak jadi membeli buku-buku yang sudah dipilih.
Cerita diatas betul-betul terjadi dan mungkin banyak cerita-cerita lain sejenis yang terjadi di negara kita yang tercinta ini. Kalau kita dengar dan lihat berita di televisi, di surat kabar, ataupun di media sosial, kita semua sungguh merasa prihatin karena banyak pejabat negara mulai dari mantan Menteri, Gubernur, Walikota, Bupati, anggota DPR dan masih banyak lagi pejabat ditingkat pusat sampai daerah terpaksa harus berurusan dengan KPK, Kepolisian, atau Kejaksaan karena tersangkut korupsi. Sungguh amat memprihatinkan karena pemimpin dan pejabat negara yang harusnya memberi contoh yang baik kepada masyarakat justru memberi contoh yang sangat memalukan.
Pembaca yang hebat..!!! Di zaman sekarang ini, dimana hidup menjadi semakin sulit kejujuran merupakan barang langka. Tetapi bukan berarti tidak ada orang yang jujur. Masih banyak juga orang yang benar-benar memelihara kejujuran, salah satunya adalah Jubaidi. Pak Jubaidi(65 tahun) merupakan orang yang sangat sederhana. Ia tinggal di sebuah kamar kecil berukuran 3×4 meter persegi. Kamar itu merupakan kamar kos yang ia sewa seharga Rp 350.000 setiap bulannya. Di dalam kamar itu, tidak ada perabotan mewah. Hanya ada televisi dan kasur yang telah usang. Kamar itu berada di ujung gang. Terlihat sangat sempit karena bagian depan dipagari oleh bangunan sebelahnya. Di depan kamar, terdapat pula gerobak sampah berwarna kuning yang digunakan Jubaidi untuk bekerja memungut sampah setiap hari.
Jubaidi adalah sosok tukang sampah jujur yang menemukan uang Rp 20,1 juta lalu mengembalikan kepada pemiliknya, lewat bantuan polisi. Karena kejujurannya ia sempat bertemu Presiden Jokowi. Pertemuan dengan Presiden Jokowi sebagai orang nomor satu di Indonesia merupakan anugerah terhebat dalam hidupnya. “Kaki dan tangan saya sampai gemetar. Ketika saya bisa berjabat tangan, berfoto sama bapak Presiden di Jakarta,” ujar Jubaidi, ketika ditemui di rumahnya, dan sempat diwawancari oleh salah satu media di Yogyakarta, Sabtu (9/6/2018). Ia mengaku tak pernah menyangka, bahkan membayangkan pun tidak pernah, ketika dirinya yang hanya tukang pungut sampah diberi kesempatan untuk berdiri di atas panggung besar dan berpidato di depan Presiden dan ribuan orang-orang penting di Jakarta.
Jubaidi merupakan satu orang yang sengaja diundang sebagai tamu inspirasi di acara buka puasa bersama Keluarga Besar Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (4/6/2018) malam. Pembawa acara sempat mengajukan pertanyaan mengenai permintaan dirinya kepada presiden. “Pak Jubaidi apa yang bapak inginkan dari bapak Presiden? Saya jawab, ingin berjabat tangan dan berfoto sama Bapak Presiden,” ucap Pak Jubaidi. Tak disangka, mendengar jawaban itu, Presiden Jokowi yang menjadi tamu dalam acara itu segera berdiri dan menuju panggung untuk berjabat tangan dan berfoto bersama. “Saya sampai menangis. Menangis bukan sedih, tapi kelewat senang luar biasa,” ungkapnya. Malam itu merupakan malam yang luar biasa bagi Pak Jubaidi. Ia bisa bertemu dengan presiden dalam suasana yang bahagia dan juga mendapat hadiah dari ketua DPR RI, Bp. Bambang Soesatyo, uang sebesar Rp. 50 juta atas kejujurannya. Setelah acara buka puasa itu selesai, Pak Jubaidi mengaku dicari lagi oleh Bapak Presiden. “Bapak Presiden justru yang mencari saya. Dan ternyata ingin bersalaman dan berfoto lagi,” terangnya. “Bapak orang jujur, doakan saya bisa jujur seperti bapak,” ujar Pak Jubaidi menirukan ucapan pak Jokowi kala itu.
Penemuan uang tesebut bermula pada hari Rabu tanggal 23 Mei 2018 pagi, sekitar pukul 05.00 WIB, seperti biasanya, ia bekerja berkeliling, ia menemukan sebuah tas karung berwarna orange yang tergeletak di pinggir jalan. Di dalam karung itu berisikan cas handphone, kipas angin kecil, dan sejumlah uang senilai Rp. 20,1 juta. Jubaidi lalu melaporkan kepada kepala Rukun Tetangga (RT) setempat. Karena ada beberapa orang yang mengaku memiliki uang tersebut, akhirnya Jubaidi bersama pak RT melaporkan penemuan uang tersebut kekantor polisi. Pihak kepolisian segera mencatat secara detail dan berjanji segera menemukan pemiliknya. Benar saja, sehari setelah penemuan, tepatnya pada Kamis 24 Mei 2018, polisi berhasil melacak dan mempertemukan Jubaidi dengan pemilik uang sesungguhnya. Diketahui, pemilik uang tersebut adalah Edy Prastya, warga Gunung Ketur, Pakualaman, Yogyakarta. “Uang tersebut pinjaman dari koperasi untuk keperluan menikahkan anaknya,” ungkap Jubaidi. “Perasaan saya bahagia, karena uang itu akhirnya bisa kembali kepada pemilik sebenarnya,” imbuh dia. Sepekan sejak peristiwa itu, Jubaidi didatangi sebuah mobil yang berisi satu keluarga yang memintanya datang ke Jakarta. Kedatangannya ke Jakarta karena ia dinilai memiliki jiwa kejujuran. “Penemuan uang itu seperti ujian dalam hidup saya. Setelah menemukan uang, saya bisa bertemu Presiden,” ungkapnya senang.
Ternyata sebelum menemukan uang Rp 20,1 juta itu, sebenarnya Jubaidi sudah berkali-kali menemukan uang dipinggir jalan pada saat bekerja. Ada yang berjumlah Rp 5 juta, Rp 10,5 juta, dan Rp 4,5 juta. Karena uang yang ditemukan biasanya ada di dalam tas dan ada identitas dari pemiliknya, maka Jubaidi biasanya menghubungi atau menemui langsung ke pemiliknya sesuai alamat yang ada. Jubaidi tak mau memiliki uang yang bukan dari jerih payah dan hasil kerja kerasnya. Karena sikap disiplin dan jujur itu sudah sudah ditanamankan sejak kecil, ketika hidup di kampung halaman bersama orang tuanya di Mojokerto. Buah dari kejujuran yang dilakukan Jubaidi nyatanya berbuah manis. Berkat kejujuran yang terus dipegang teguh, Jubaidi berkesempatan untuk berjabat tangan dan berfoto dengan Presiden Joko Widodo dan juga mendapat hadiah dari ketua DPR RI, Bp. Bambang Soesatyo sebesar Rp. 50 juta karena kejujurannya. (Sumber : tribunnews.com )
Hati yang tulus dan murni seperti Pak Jubaidi tidaklah mudah kita dapati lagi di hari-hari ini. Bayangkan seorang Bapak yang miskin dengan suka rela bersusah payah untuk mengembalikan uang yang jumlahnya tidak sedikit kepada seseorang yang tidak ia kenal, dan tidak hanya sekali saja ia lakukannya, tetapi berulang kali. Semua itu dilakukan karena Pak Jubaidi adalah orang yang tulus, ikhlas dan penuh kejujuran, serta selalu bersyukur dalam segala keadaan. Jika manusia saja bisa menghargai hal seperti itu, apalagi Tuhan. Ada ungkapan bijak ” Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, Dialah yang akan menerima berkat dan keadilan dari Tuhan “. Inilah kebahagiaan yang dijanjikan Tuhan bagi orang yang hidup jujur dan tulus. ” Jalanilah hidupmu dengan kejujuran, ketulusan dan kemurnian hati karena itulah kunci kedamaian dan kebahagiaan “
Berbagai kesulitan hidup mudah membuat orang jatuh ke dalam ketidakjujuran. Ketakutan akan hari depan dan sifat tidak pernah merasa puas seringkali membuat orang tergoda untuk mengambil jalan pintas. Tapi, Pak Jubaidi, walaupun hidupnya kekurangan bahkan tidak mempunyai tempat tinggal sendiri, tapi ia tidak berpikir sempit dan singkat, tidak mementingkan dirinya sendiri. Ia tahu bahwa orang yang kehilangan uang pasti kebingungan dan membutuhkan uang tersebut sehingga tidak terbesit sedikitpun untuk memiliki uang yang bukan haknya. Dizaman seperti sekarang ini memang tidak banyak orang yang seperti pak Jubaidi.
Seberat apapun kesulitan dan masalah yang anda alami, ingatlah untuk tetap mempertahankan kejujuran. ” Lebih baik hidup sederhana dengan sedikit harta, tetapi diperoleh dengan kejujuran daripada kaya raya dan bergelimang harta tetapi diperoleh dengan berbagai cara yang tidak semestinya. ” Jangan karena ingin kaya melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Rejeki itu sudah diatur oleh Tuhan. Jika itu bukan hak kita jangan memaksakan diri untuk memilikinya. Untuk Apa menginginkan yang bukan haknya apalagi dengan cara-cara yang tidak benar. Ingatlah bahwa segala sesuatu itu berasal dari Tuhan, jika memang itu hak kita, maka akan ada waktunya itu menjadi milik kita. Kita tidak Bisa menghalalkan segala cara hanya untuk menginginkan sesuatu. Kita tidak perlu iri melihat orang lain lebih kaya atau lebih berhasil dan harus bisa belajar untuk mendahulukan kepentingan orang lain ketimbang kepentingan diri sendiri. ” Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat “. Hindari perilaku-perilaku curang yang mencemarkan hati kita. Ketahuilah bahwa meski mungkin kita berhasil mengelabuhi manusia, tapi Tuhan akan selalu melihat segala perbuatan kita. “ Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab “. Oleh karena itu, berdoalah agar kita bisa memiliki ketulusan hati. Belajarlah untuk senantiasa mempercayai Tuhan, mengasihi-Nya dan hidup sesuai kehendak-Nya. Tuhan menyediakan berkat bagi orang yang hidup dengan ketulusan, kejujuran, dan kemurnian hati. Berusahalah untuk hidup benar dan banyak berbuat baik. ” Taburkanlah selalu benih-benih kebaikan maka engkau akan menuai kebahagiaan , bersikaplah jujur selalu walaupun itu tidak mudah maka kedamaian dan keberuntungan akan ada dalam hidupmu “ Nikmati berkat Tuhan lewat hidup yang benar, penuh ketulusan dan kejujuran. Tuhan sanggup memberkati anda berlimpah-limpah dan melindungi hidup setiap orang yang berjalan seturut kehendak-Nya. Amin…
Kadang2 tanpa kita sadari, kita mendukung orang2 disekeliling kita utk tidak jujur dgn banyak dalih atau permakluman.. bahkan kita sendiri kadang masuk dlm lingkaran ketidakjujuran itu.. sangat di sayangkan.. semoga hati kita senantiasa di jaga utk sll jujur dan seturut kehendak Nya. Amin
bersikap jujur kadang tidak mudah ketika banyak orang disekitar kita yang tidak jujur, tetapi kita tetap bisa bersikap jujur selama hidup kita takut akan Tuhan, karena Dia selalu tahu apa yang kita lakukan.