Urip Iku Urup
Gambar : Dari dokumentasi pribadi
Urip iku urup ( Hidup itu Nyala ) memiliki makna, hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang kita berikan tentu akan semakin baik bagi kita maupun orang lain, tetapi sekecil apapun manfaat yang kita berikan kepada orang lain jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat. Saya ingat kata tersebut diucapkan orang tua saya pada saat saya masih remaja. Makna filosofi ini luar biasa, bahwa kita dilahirkan di dunia ini bukan untuk berdiri sendiri, berkuasa dan semua hanya untuk diri sendiri, akan tetapi kita lahir untuk saling memberi, menolong dan membantu sesama tanpa ada rasa pamrih.
Jika kita dapat melakukan hal tersebut diatas maka manfaat yang kita berikan ibarat api yang menyala, api bukan berarti bara yang membakar dan memusnahkan apa saja, tetapi api memiliki makna sebagai cahaya yang selalu menyala dan menyinari setiap langkah manusia ke jalan yang benar. Oleh karena itu hidup kita harus punya nilai manfaat yang selalu memberi cahaya yang terang agar setiap langkah kita dan saudara-saudara kita dapat berjalan ke arah kebenaran.
Pepatah jawa di atas merupakan salah satu mutiara nasehat yang sudah semakin pudar penerapannya di zaman ini. Terutama di saat egoisme semakin menggurita dan mendominasi kehidupan manusia. Walaupun begitu kita bisa melihat masih banyak orang yang hidupnya bisa menjadi cahaya bagi sekitarnya, baik tokoh dunia, tokoh nasional maupun masyarakat kecil dan beberapa dari mereka adalah :
- Bunda Teresa. seorang Biarawati yang mengabdikan hidupnya untuk membantu dan meringankan penderitaan orang-orang yang terpinggirkan dan terlupakan . Dia bukan wanita perkasa, tetapi menjadi “wanita super” didalam misi kemanusiaannya. Dia bukan tokoh serba bisa tetapi kehidupannya merupakan karya besar didalam sejarah panjang kemanusiaan. Tangannya yang “ringan” untuk mengangkat yang terjatuh, usapan tangannya yang penuh kasih untuk mengusap air mata kesedihan, pelukan yang hangat untuk mendekap mereka yang kesepian, tatapan matanya yang lembut untuk menyemangati mereka yang lemah, perkataannya yang ramah untuk menghibur mereka yang berduka adalah bagian-bagian dari pelayanan kemanusiaannya. Apa yang dilakukan Bunda Teresa ini sungguh-sungguh menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang “ Urip iku urup ‘’ pribadi yang menjadi cahaya bagi orang-orang yang menderita dan terpinggirkan.
- Bp. Bacharuddin Jusuf Habibie, atau yang lebih dikenal dengan sebutan BJ Habibie yang belum lama berpulang menghadap sang Pencipta. Inspirator Bangsa, Bapak Bangsa , Bapak Teknologi Indonesia dan berbagai julukan lainnya, namanya sangat harum tidak hanya di Indonesia tetapi diakui juga oleh Dunia. Selain berjasa memimpin Indonesia melewati masa transisi yang krusial pada akhir tahun 1990. Beliau memberi visi yang sungguh memotivasi bahwa melalui penguasaan teknologi penerbangan, terbuka jalan lebar menuju kemajuan. Beliau juga menjadi inspirasi bagi para orang tua di Indonesia dalam memotivasi anak-anaknya ‘’ kalau mau jadi orang pintar jadilah seperti Habibie ‘’ kalimat itu yang sering saya dengar dari para orang tua yang sangat mengidolakan BJ Habibie karena kepandaiannya. Beliau adalah seorang yang ” urip iku urup ” pribadi yang menjadi cahaya yang menjadi inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Undang Suryaman ( 42 thn ). Seorang yang sangat sederhana hanya berpendidikan SMP dan bekerja sebagai juru parkir di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Jatinangor, Kabupaten Sumedang Jabar, hidupnya pas-pasan tetapi karyanya membawa dampak yang luar biasa pada lingkungan sekitarnya dengan mendirikan Taman Kanak-kanak (TK) dan TPA yang diperuntukkan terutama bagi anak-anak dari keluarga tak mampu dengan menggunakan ruang tamu rumahnya seluas 16 M2 dan dua ruang tidurnya masing-masing berukuran 10 M2, menjadi kelas sekaligus perpustakaan sejak tahun 2012. Dengan penghasilannya yang sangat minim dia berusaha agar ” urip iku urup ” pribadi yang menjadi cahaya bagi masyarakat disekitarnya sehingga ratusan anak yang tidak mampu mendapatkan pendidikan gratis. (Harian kompas Oktober 2016- kolom Sosok )
Pembaca yang hebat ..!! Masih sangat banyak orang ternama maupun masyarakat kecil yang menjalani hidup dengan falsafah “ urip iku urup ‘’ yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu tetapi pesan moralnya adalah kita semua dengan berbagai latar belakang apapun bisa menjalani falsafah hidup ‘’ urip iku urup ‘’ atau ‘’ menjalani hidup untuk menjadi cahaya yang menerangi sekitarnya ‘’. Yang paling penting adalah kemauan dan niat yang sungguh-sungguh dari kita sendiri. ” Ketika hidupmu menjadi terang seperti nyala api yang menghangatkan dan menerangi sekitarmu, itulah arti hidup yang sebenarnya “
Seperti pohon yang terus tumbuh dan berkembang yang memberi keteduhan dengan dedaunan yang lebat, serta memberi buah berlimpah yang ranum, namun keteduhan dan buah yang dihasilkannya itu bukan untuk dirinya. Demikian juga sumber air di pegunungan yang mengalir ke tempat yang lebih rendah, tidak berusaha menyimpan air itu untuk dirinya. Ungkapan “Urip iku urup” artinya, dalam menjalani hidup mesti menjadi cahaya bagi sesama. Minimal dimulai dari lingkungan terdekat kita. Falsafah ini merupakan penggambaran leluhur agar melakukan segala sesuatu menyesuaikan fungsi dalam tatanan hidup bermasyarakat. Segala sesuatu tidak harus selalu untuk kepentingan dirinya saja.
” Jika dalam hidup semua orang bertindak hanya untuk dirinya sendiri tanpa menyisakan ruang untuk berkontribusi atau berbagi pada orang lain, maka tidak ada kebaikan, keramah-tamahan, dan persahabatan. “ Hidup tidak memberi terang, melainkan hanya kegelapan. Tatanan sosial harus dibangun seperti tatanan alam. Apabila masing-masing menjalankan fungsinya, maka terjadilah harmoni dan damailah dunia ini. Anda bisa berperan menjaga harmoni kedamaian didunia ini dengan menjadi cahaya dilingkungan Anda berada, amin.