Anda adalah Apa yang Anda Pikirkan
Ada seorang ibu yang hidupnya sangat sederhana dengan 2 anaknya laki-laki. Sang suami sudah meninggal dunia karena sakit pada saat kedua anaknya masih kecil. Saat itu yang sulung bersekolah kelas 2 SMP dan yang bungsu kelas 6 SD . Karena almarhum suaminya tidak mewariskan harta yang banyak, maka untuk menghidupi kedua anaknya sang ibu bekerja sangat keras dengan berjualan makanan yang dititipkan ke warung-warung dekat lokasi tempat tinggalnya dengan dibantu kedua anaknya. Kedua anaknya pun dengan rajin membantu ibunya untuk mencari nafkah dengan menitipkan makanan yang dibuat ibunya setiap pagi kewarung-warung langganannya sebelum berangkat sekolah. Sore harinya setelah pulang sekolah ke dua anak lelakinya mengecek makanan yang dititipkan untuk dihitung berapa yang sudah terjual dan sisanya dibawa pulang. Sang ibu berharap supaya kedua anaknya bisa menjadi orang sukses.
Dengan berjalannya waktu, ternyata kedua anak lelakinya menunjukkan perkembangan yang berbeda. Anak yang sulung cukup cerdas sehingga tidak mengalami kesulitan dalam menempuh pendidikannya. Sedangkan anak yang bungsu tidak cerdas seperti kakaknya bahkan cenderung agak lambat cara berpikirnya sehingga ia tumbuh menjadi anak yang pemalu, tidak percaya diri, dan penakut, sehingga seringkali diejek oleh teman-temannya disekolah dan di kampung dimana dia tinggal. Karena harus bekerja berat dan seringkali harus menyelesaikan masalah sendiri, sang ibu sering melampiaskan kemarahannya kepada anak-anaknya terutama kepada si bungsu. Setiap waktu belajar tiba, sang ibu membimbing si bungsu agar bisa mengikuti pelajaran disekolah. Namun karena memang si bungsu kurang cerdas, si ibu kadang tidak sabar dan marah-marah dalam membimbing anaknya belajar sehingga kata-kata kasar seperti “dasar bodoh, lambat mikirnya”, dan kata-kata kotor lainnya seringkali keluar dari mulut sang ibu.
Karena kata-kata ibunya yang seringkali meremehkan dirinya, tanpa disadari kata-kata yang diucapkan ibunya setiap kali marah-marah kepada dirinya itu membekas dalam pikirannya dan membuat si bungsu merasa bahwa ia adalah orang yang bodoh, lambat mikirnya, dan menyusahkan orang tuanya. Walaupun demikian si bungsu tetap berusaha dengan sungguh-sungguh untuk dapat menyelesaikan pendidikannya minimal sampai SMA dan berharap mendapat pekerjaan sebagai Pegawai Negeri sehingga bisa membantu meringankan beban ekonomi ibunya dan berharap sang ibu bangga kepada dirinya.
Tahun terus berlalu ke dua anak tersebut sudah menyelesaikan pendidikan di SMA dan karena alasan ekonomi mereka berdua tidak menempuh pendidikan tinggi tetapi mencari pekerjaan. Si anak sulung diterima bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta sebagai seorang salesman dan si bungsu berniat melamar pekerjaan sebagai pegawai negeri. Pada saat ada pendaftaran calon karyawan pegawai negeri ternyata si bungsu berhasil lolos dalam tes penerimaan dan diterima menjadi pegawai negeri di salah satu instansi pemerintah. Begitu mengetahui anaknya diterima menjadi pegawai negeri sang ibu sangat senang dan memuji-muji serta sangat bangga dengannya. Demikian juga sang kakak tidak ketinggalan juga ikut memuji-mujinya.
Setiap pujian dari ibunya dan kakaknya terus bergema dalam hatinya dan menumbuhkan sisi baru dan rasa percaya diri yang besar dalam diri si bungsu, yang selama ini terpendam dan tidak pernah dia sadari bahwa dirinya adalah orang hebat, pintar dan berbakat dan termasuk orang yang istimewa karena bisa diterima menjadi pegawai negeri mengalahkan puluhan ribu orang lainnya yang sama-sama mencoba peruntungan menjadi pegawai negeri. Kepercayaan diri yang meningkat luar biasa membuat si bungsu bekerja dengan prestasi yang baik. Sambil bekerja dia pun melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi bahkan sampai mencapai selesai pendidikan S2. Karirnya pun dalam bekerja menunjukkan prestasi yang bagus sehingga dipercaya menjadi salah satu pejabat tinggi di Instansi Pemerintah dimana dia bekerja.
Pembaca yang hebat, tepat sekali ungkapan yang mengatakan “Anda adalah apa yang Anda pikirkan”. Pola pikir dan keyakinan adalah kekuatan dibelakang sistem yang sukses yang ada di dalam diri kita. Apa pun yang kita bayangkan dan kita yakini terus menerus dalam benak ini, pada akhirnya akan terwujud dalam kenyataan. Maka dari itu, kalau kita selalu berkata, “Mana mungkin aku bisa sukses…?”, “Aku sulit berhasil…”, “Aku tidak bisa !”, “Sia-sia aku mencoba, paling gagal lagi…!”, maka kecenderungan sikap mental seperti itu pasti akan terwujud di alam nyata, yaitu berupa kegagalan.
Sebaliknya, kalau kita berkata pada diri sendiri “Aku pasti bisa sukses!” , “Aku pasti dapat…! Aku pasti mampu…!”, maka besar kemungkinan kita pun akan termotivasi, berusaha lebih keras dengan berbagai cara, sehingga akhirnya kesuksesan itu bisa diraih persis seperti yang kita yakini dan kita pikirkan. Bahkan tak jarang, hasilnya jauh lebih hebat dan mencengangkan, dibanding yang kita perkirakan sebelumnya. Inilah keajaiban hukum-hukum pikiran. Keyakinan menjadikan apa saja yang kita pikirkan menjadi terwujud di alam nyata.
Setiap orang pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Demikian juga pasti ada talenta atau potensi yanag dimiliki setiap orang, tetapi seringkali potensi terbaik kita kadang terpendam semata karena kita tidak menyadari keberadaanya. Terhalangnya potensi diri sering kali ditimbulkan oleh sebab dari dalam. Misalnya dari bagaimana cara kita berpikir, mengenali, mamahami, dan menghargai diri sendiri. Jika tidak mampu mengenali kelebihan diri dengan baik, bisa jadi kita malah meyakini sesuatu yang salah, seperti contoh cerita diatas. Akibatnya kita jadi rendah diri sehingga potensi kita terhalang dan tidak memberikan manfaat maksimal. Kita menjadi “miskin” hanya karena kita tidak tahu bagaimana memanfaatkan “kekayaan” kita. Untuk keluar dari belenggu itu, salah satu cara yang terbaik adalah dengan berinteraksi dengan orang-orang sukses. Jika kita bergaul, belajar, bekerja sama, dan selalu berkomunikasi dengan orang-orang sukses, maka energi dan spirit mereka bisa menular kepada kita.
Tuhan memberikan kepada setiap orang talenta yang masing-masing orang berbeda, tetapi agar talenta atau potensi yang ada itu muncul maka harus dibangkitan dengan cara dilatih terus menerus atau dirangsang dengan berbagai cara agar potensi yang ada itu keluar. Untuk itu, kita harus selalu menggali tarus menerus potensi yang ada pada diri kita agar bisa mengembangkannya dan menghasilkan karya nyata yang luar biasa dan membawa kebaikan untuk diri kita. Amin…
Oleh : F. Kristiono
Setuju bgt nih pak, saya selalu bilang ke diri sendiri “you are what you think” biar semangat . Wakyu ngrasa down atau merasa di titik balik, saya bilang ke diri sendiri “kamu bisa kok, kan udah pernah (mengalami hal spt itu),.Hadapi, jangan takut”. Dan kata2 itu mnjadi doktrin positif tersendiri.
Dan ketika kita berpikir positif bahwa kita mampu, saat itu juga MESTAKUNG (semesta mendukung).
Kita akan bisa merasakan bagaimana sekeliling kita “membantu” dengan caranya masing2 untk mewujudkan usaha kita.
Seperti kata2nya Paulo Coelho di bukunya The Alchemist
“When you want something, all the universe conspires in helping you to achieve it”
Keren komentarnya Mayang…👍👍👍