Generasi Milenial Wow !!
Gambar : Dokumentasi Pribadi
Generasi milenial belakangan ini ibarat primadona. Ada anak gaul dikit, dikatain, “Wah, anak milenial.” Ada anak urakan dikit, dikatain, “Dasar, anak milenial.” Terlebih di tahun politik ini generasi milenial menjadi daya tarik tersendiri karena jumlahnya paling besar dibandingkan yang lainnya, sehingga sangat menentukan dalam menentukan arah perjalanan bangsa ini. Generasi milenial merupakan generasi yang lahir antara tahun 1980 sampai 2000. Rata-rata generasi milenial menghabiskan 6,5 jam setiap hari untuk membaca media cetak, elektronik, digital, broadcast, dan berita. Mereka mendengarkan dan merekam musik, melihat, membuat, dan mempublikasikan konten internet, main video game, menonton televisi, berbicara di ponsel, dan sebagainya.
Ciri-ciri generasi milenial pada umumnya lebih suka menggunakan teknologi untuk belajar kapan saja. Siang atau malam, melakukan telekomunikasi dari mana saja dan mendefinisikan “keseimbangan” dengan cara masing-masing. Mereka berorientasi pada kelompok dan sosial. Tanpa henti terekspos ke dunia melalui media. Generasi milenial terus-menerus menjalin hubungan sosial. Secara online, mereka mencari peluang untuk mengidentifikasi teman-teman dalam skala yang lebih kecil, bergabung dengan komunitas, dan bergaul dengan rekan-rekan di seluruh dunia. Mereka sangat kolaboratif, berbagi apa saja yang mereka pelajari dengan orang lain yang membantu mereka membuat identitas pribadi mereka sendiri. Mereka tidak dibatasi oleh informasi yang tersedia di perpustakaan lokal atau oleh pencarian linear dalam ensiklopedi. Sebaliknya, mereka menggunakan internet untuk mencari informasi di seluruh dunia dan menggunakan tautan hypertext untuk belajar tentang subjek baru.
Mereka berpengalaman menggunakan teknologi digital. Mereka mengharapkan media digital ini untuk mendukung pembelajarannya dan melakukan apa yang mereka butuhkan untuk dilakukan. Generasi milenial dapat memanfaatkan lebih banyak fungsi ponsel, perangkat genggam, dan peralatan nirkabel lainnya. Mereka berpikir berbeda. Mereka lebih cenderung mengambil risiko. Jika tidak berhasil, mereka akan mencoba dan mencoba lagi. Generasi milenial haus informasi dan akan mencarinya sendiri jika guru/dosen tidak menyajikan apa yang mereka anggap relevan. Karena begitu banyak informasi yang selalu tersedia, mereka tidak merasa perlu belajar setiap hal segera. Sebaliknya, mereka ingin diajari bagaimana dan di mana mereka dapat menemukan apa yang mereka butuhkan.
Tidak sedikit generasi milenial yang berhasil dalam study dan karirnya, tetapi banyak juga yang jatuh dalam pergaulan yang salah sehingga terjerat narkoba, pergaulan bebas, kejahatan gank motor, bahkan banyak yang melakukan perbuatan kriminal. Tetapi satu hal yang pasti, generasi milenial inilah yang akan ikut menentukan nasib bangsa dan negara kita yang tercinta ini ke depannya. Untuk itu kita semua tentu sangat berharap akan munculnya banyak generasi milenial yang tangguh, tahan uji, kreatif dan terutama mempunyai landasan iman yang kuat apapun keyakinan yang dipilihnya, agar mereka tidak salah langkah. Dalam hal ini orangtua, kalangan pendidik dan para rohaniawan sangat menentukan sekali perannya dalam mendidik para generasi milenial agar mereka hidup dalam jalan yang benar dan tidak larut dalam kehidupan yang konsumerialisme, materialisme dan hedonisme.
Dari banyak generasi milenial yang pernah penulis kenal ada seorang generasi milenial yang membuat penulis kagum, karena generasi milenial ini sangat berbeda dibandingkan yang lainnya, namanya Cendana (19 thn). Penulis mengenalnya karena sama-sama bekerja di lokasi yang sama pada saat bertugas di kota Makassar pada tahun 2018. Cendana tinggal dengan orang tuanya di kota Makassar dan bekerja sebagai pramuniaga di salah satu counter di toko buku terbesar di Indonesia. Cendana pembawaannya ceria, suka bercanda, terbuka dan apa adanya, serta suka bergaul dengan banyak orang dari berbagai kalangan, terutama dia suka sekali bergaul dan belajar dari orang yang lebih senior atau yang dia anggap sukses dalam karir. Cendana mempunyai cita-cita yang tinggi. Dia ingin hidup mandiri dan ingin menjadi wanita karir yang sukses.
Karena alasan ekonomi, Cendana tidak meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi dan harus bekerja diusia yang masih sangat muda. Selama 6 bulan bekerja di Makassar sebagai pramuniaga, saya mengamati memang Cendana sangat bebeda dengan teman-teman kerjanya yang berusia tidak jauh dengannya. Cendana orangnya mandiri, cara berpikirnya kritis dan semangat belajarnya tinggi sekali. Seperti generasi milenial pada umumnya, Cendana tidak pernah lepas dari dunia medsos dan teknologi dan kebetulan produk yang dijualnya di toko juga produk-produk yang berhubungan dengan teknologi. Cendana pernah berkata kepada saya dan mengungkapkan harapannya “saya tidak mau hanya menjadi pramuniaga saja, suatu saat saya harus jadi wanita karir” demikian katanya.
Pertengahan tahun 2018, Cendana memilih keluar dari zona nyamannya dan keluar dari pekerjaannya untuk merantau ke pulau Jawa, tepatnya di Jawa Timur dan bekerja sebagai kasir di salah satu toko buku yang terkenal di kota Sidoarjo, dengan mendapatkan penghasilan yang lebih baik dibandingkan pada saat dia bekerja di kota Makassar. Selama dikota Sidoarjo, Cendana menumpang sementara di rumah kerabatnya. Selain bekerja Cendana juga mewujudkan mimpinya untuk dapat menempuh pendidikan di perguruan tinggi, dan itu diwujudkan dengan menjadi mahasiswsi program SI program jarak jauh di Fakultas Ekonomi, Jurusan Bisnis dan Manajemen BINUS University, Malang . Setiap 3 bulan sekali Cendana kekampus untuk menempuh ujian. Dengan menempuh pendidikan program jarak jauh, proses pembelajaran dilakukan dengan cara online lewat internet, dengan demikian dia bisa mengatur waktu untuk bekerja dan belajarnya serta tidak ada waktunya yang terbuang sia-sia. Dengan demikian sambil mencari uang untuk biaya hidup dan biaya pendidikannya, dia juga bisa mengejar cita-citanya untuk menempuh pendidikan tinggi. Karena Cendana ingin dia bisa hidup mandiri tanpa bergantung ke orang tuanya.
Sambil bekerja sebagai petugas kasir di toko, Cendana juga meluangkan waktu untuk belajar dengan membaca buku-buku yang diperlukan yang dijual di toko pada saat ada kesempatan atau diluar jam kerjanya. Jadi tidak harus membelinya sehingga dia bisa menghemat pengeluarannya. Jika sedang tidak melayani customer, saat sesama petugas kasir lainnya pada asik ngobrol dengan temannya-temannya, sebaliknya yang dilakukan Cendana adalah membaca buku daripada mengobrol yang tidak penting. Untuk menambah pengetahuannya, setelah pulang kerja, proses belajarnya diteruskan dengan belajar lagi melalui melalui internet. Cendana bercerita dia tidak mau masa mudanya terbuang dengan sia-sia, demikian disampaikan kepada saya pada saat ada kesempatan melakukan komunikasi dengannya. Dari cara dia berbicara dan menjawab pertanyaan saya, ada perubahan yang luar biasa dari cara berpikir dan sikap Cendana dibandingkan pada saat saya bertemu dengannya setengah tahun yang lalu. Setiap jawabannya tidak menunjukkan seorang remaja yang baru berusia 19 tahun. Jawabannya sangat cerdas, berbobot dan kelihatan sekali kalau wawasannya cukup luas seperti seorang wanita yang sudah dewasa. Tetapi walaupun begitu sifat-sifat seorang generasi milenial tetap nampak dari caranya bertutur kata. Betul-betul “Generasi Mileneal WOW !!”
Belum lama ini Cendana menginformasikan kepada saya, dia keluar lagi dari pekerjaannya sebagai kasir ditempat kerjanya yang sudah dijalaninya selama 6 bulan dan diterima magang sebagai calon karyawan di Bank Mandiri Surabaya dan saat ini sedang menjalani masa training. Setelah masa training selesai, dia akan menjalani tugas baru sebagai karyawan di bank Mandiri untuk posisi Teller/Customer Service atau bisa juga ditempatkan di back office dengan mendapatkan penghasilan yang tentu saja lebih tinggi dibandingkan di tempat kerja sebelumnya. Selain bekerja , pendidikannya sebagai mahasiswi Semester 2 program jarak jauh di Binus University tetap dijalaninya sampai menyelesaikan pendidikan S1-nya. Dia bercita-cita jika sudah selesai menempuh pendidikan S1 akan dlanjutkan dengan menempuh pendidikan S2 sambil bekerja. Inilah generasi milenial wow !!! yang patut dicontoh.
Pembaca yang hebat terutama para generasi milenial, Anda semua bisa belajar dari Cendana, bahwa untuk mecapai kesusksesan tidak harus menjadi kaya dahulu atau harus berpendidkan tinggi terlebih dahulu, tetapi yang lebih penting adalah mau berusaha dan bekerja keras serta berani meninggalkan zona nyamannya. Sukses adalah hak semua orang dan kesuksesan tidak bergantung ke orang lain tetapi tergantung sejauh mana Anda mau berusaha. Alasan kesulitan ekonomi tidak menjadi masalah untuk Anda bisa meraih sukses. Terlebih untuk mereka yang tidak ada masalah dalam hal keuangan harusnya bisa lebih cepat meraih sukses. Semuanya itu kembali tergantung dari pribadi masing-masing dalam memanfaatkan kesempatan yang ada. Jadilah Generasi Milenial Wow!! yang akan ikut menentukan arah perjalanan bangsa dan negara kita tercinta ini. Amin…
Oleh : F. Kristiono
trimakasih utk semua motivasi.y pak sebuah bacaan yg sangat memotivasi dlm kehidupan sehari-hari😊
Ceritanya tdk seusai dgn kenyataan krn sy sangat kenal sgn Cendana, Cendana itu cm nama samaran. Sy tau nama aslinya cendana
setiap orang punya kelebihan dan kekurangan, mari kita ambil sisi positipnya saja. terima kasih.
👍👍👍
terima kasih Adien yang selalu setia membaca tulisan saya.
Terima kasih pak atas inspirasinya pagi ini 👃👃
Sama-sama Anonymous. Terima kasih selalu setia membaca artikel yang saya tulis.