Mau Jadi Apa…?
Gambar : Dokumentasi pribadi
Anak pertama saya bekerja di suatu perusahaan pembiayaan yang mempunyai cabang di berbagai kota di Indonesia. Salah satu tugasnya adalah melakukan verifikasi dan menganalisa setiap customer yang akan mengambil kredit kendaraan bermotor melalui perusahaannya. Seringkali, jam kerjanya dimulai dari jam 08.00 WIB dan selesai kurang lebih jam 20.00 WIB, dan kadang bisa lebih dari itu. Bahkan setiap akhir bulan selalu pulang diatas jam 23.00 WIB dan itu berlangsung bertahun-tahun. Memang perusahaan tempat anak saya bekerja, merupakan sebuah perusahaan besar dan mempunyai ritme kerja yang tinggi serta perlu kedisiplinan yang keras. Disamping itu setiap karyawan dituntut untuk selalu mempunyai ide dan inovasi serta kreativitas terus menerus, dan harus selalu siap sedia ditempatkan atau ditugaskan di cabang manapun yang berada di berbagai kota di Indonesia.
Beberapa kali, anak saya bercerita pada saya mengenai permasalahan, kondisi, maupun tekanan kerja yang begitu berat yang dihadapinya, bahkan ia sempat berkeinginan untuk menyerah dan keluar dari pekerjaannya. Dalam 5 tahun saja, dia sudah berpindah di 6 kota berbeda di Pulau Jawa dan Sumatera dan berpindah berbagai posisi, meskipun dengan posisi/jabatan yang lebih baik dari sebelumnya. Sebagai orang tua, saya terus menyemangatinya dan memberi motivasi kepadanya agar dia tetap bertahan, karena saya percaya kondisi yang dihadapinya akan membuatnya menjadi pribadi yang tangguh dan tahan uji, membentuknya menjadi pribadi yang berdisplin tinggi, serta selalu mempunyai inovasi dan selalu berpikir kreatif. Dengan demikian, dia akan selalu siap sedia menghadapi situasi dan kondisi yang sesulit apapun karena sudah mempunyai mental dan karakter yang sudah teruji.
Pada saat anak saya ada kesempatan cuti dan pulang kerumah, saya mengajaknya kedapur, karena saya kebetulan senang memasak. Saya melakukan eksperimen dengan anak saya sebagai berikut : Saya mengisi 3 panci kecil berisi air dan merebusnya diatas kompor. Setelah air dalam panci mendidih, saya memasukkan kentang di panci yang pertama, telur ayam di panci yang kedua, dan teh serbuk dipanci yang ketiga, kemudian saya biarkan selama kurang lebih 25 menit. Melihat hal itu anak saya terdiam dan berpikir apa maksudnya saya melakukan hal itu.
Setelah 25 menit berlalu, saya mematikan api dan mengambil kentang dan telur yang sudah direbus, dan menaruhnya di mangkuk. Setelah itu saya menuangkan serbuk teh yang sudah direbus dengan air kedalam gelas dan berkata kepada anak saya, “Apa yang kau lihat, Nak?”, “Kentang, telur dan teh,” jawab anak saya. “Coba tekan kentang dan kupas telurnya apakah kentang yang keras sudah terasa lunak dan apakah telurnya sudah mengeras, setelah itu cicipi tehnya dan cium aromanya apakah berbau harum’’, kata saya. Anak saya melakukan instruksi saya lalu bertanya, “Apa arti semua itu, Pa?’’
Dengan sabar saya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, yaitu perebusan, tapi masing-masing menunjukkan reaksi berbeda. Kentang sebelum direbus kuat, keras, dan sukar dipatahkan, tapi setelah direbus menjadi lembut dan lunak. Telur yang sebelumnya mudah pecah, dengan cangkang tipisnya untuk melindungi isinya yang berupa cairan, tetapi setelah direbus menjadi keras dan isinya kenyal. Bubuk teh mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk teh mengubah air putih menjadi berwarna, beraroma harum dan terasa nikmat. Bagaimana kamu menghadapinya? Apakah kamu seperti kentang, telur ataukah teh?
Apakah kamu seperti kentang yang kelihatannya keras dan tidak mudah dipatahkan, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan kamu menyerah, melunak, dan menghilangkan kekuatanmu? Atau apakah kamu seperti telur, yang awalnya kelihatan di dalamnya lembek, namun setelah didera kesulitan menjadi pribadi yang keras? Ataukah kamu adalah seperti bubuk teh? Bubuk teh mengubah air panas, ketika air mencapai suhu terpanas, air yang putih berubah warna, beraroma harum serta terasa nikmat jika diminum. Jadilah engkau seperti bubuk teh walaupun harus ditempa keadaan yang semakin berat tetapi justru berubah menjadi harum, nikmat bahkan mampu memberi warna dan aroma yang sedap dilingkungannya. Jadilah orang yang kuat, teguh dan selalu berpikir positif dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup ini. ” Memiliki sikap hati yang positif di segala situasi, serta kemampuan melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda adalah kunci untuk menjadi orang yang kuat “
Pembaca yang hebat..!!! Dalam menjalani kehidupan ini setiap orang pasti pernah mengalami persoalan dalam hidupnya, baik itu persoalan dalam rumah tangga, masalah keuangan, masalah dalam pekerjaan, pergaulan ataupun masalah-masalah lain yang terjadi. Selama kita masih bernafas masalah itu akan selalu ada. Sebagai orang yang beriman disitulah iman kita diuji, apakah kita kuat dan tetap bertahan dalam menghadapi masalah yang kita hadapi atau justru kita jatuh dan tidak tahan uji. Sama seperti bubuk teh yang harus dipanaskan dulu agar mengeluarkan aroma yang harum dan mampu memberi warna, atau seperti emas yang harus dibakar dahulu sampai mencair agar nampak emasnya yang murni. Demikian juga kehidupan kita. Pencobaan dan penderitaan adalah suatu hal yang dapat membentuk karakter dan kepribadian agar menjadi seorang lebih tangguh dan tahan uji, serta untuk memurnikan iman kita dan membawa hidup lebih dekat dengan Tuhan. ” Milikilah karakter yang kuat dan teruji, yang tidak pernah menyerah dalam berbagai kesulitan yang dihadapi serta tetap teguh dan mampu bertahan sekalipun diterpa berbagai penderitaan dalam hidup ini “
Kamu ingin seperti apa, itu semua terserah dirimu. Tetapi ” jikalau keadaan seolah bertolak belakang dengan kehendakmu dan situasi seakan berada di luar jangkauanmu tetaplah bertahan dan berjuang serta berserahlah pada Tuhan. “ Dikala dirimu tidak dapat memahami situasi yang terjadi, jangan goyah, tetaplah bertahan dan terus berjuang serta semakin dekat dengan Tuhan, karena Dialah jalan keluar dari setiap kesulitan yang kamu hadapi. Karena apapun problem dan masalah yang kamu hadapi tidak akan melebihi kekuatanmu, tetapi yang diperlukan adalah menghadapi semua itu dengan keyakinan yang kuat bahwa kamu pasti mampu mengatasinya dan menjalani dengan bijak dan penuh kesabaran, serta tetap selalu berdoa kepada Tuhan untuk memohon kekuatan dan jalan keluar, niscaya semuanya pasti terselesaikan dengan baik, Amin….