Miliki Tanggung Jawab
Saya mempunyai seorang teman bernama Sutrisno yang saya kenal sejak kecil karena kami hidup bertetangga di kota Semarang. Sutrisno hidup dalam keluarga yang sederhana. Ayahnya adalah seorang tukang kayu dan pekerja bangunan, sedangkan ibunya adalah seorang pedagang ayam potong. Sutrisno hanya menempuh pendidikan sampai sekolah dasar. Sekalipun hanya berpendidikan sekolah dasar, tetapi Sutrisno seorang yang mempunyai tanggung jawab yang besar. Setelah tidak bersekolah dia ikut ayahnya menjadi pekerja bangunan. Walaupun itu pekerjaan kasar dan memerlukan fisik yang kuat tetapi dia melakukan itu dengan suka cita dan tidak pernah mengeluh, karena dia ingin membantu orang tuanya mencari nafkah.
Menjadi pekerja bangunan dia lakukan mulai dari anak-anak, remaja sampai menjadi dewasa. Setelah menikah dan berkeluarga, dia bekerja menjadi tukang becak dari siang sampai sore, dan jika malam hari dia mejadi petugas jaga malam (petugas keamanan) di kampung. Setelah selesai bertugas jaga malam, paginya dia beristirahat dan bangun di sang hari untuk kembali mengayuh becak sampai sore, kemudian malam harinya kembali bekerja lagi sebagai petugas jaga malam. Pekerjaan itu terus ia lakukan sampai dia mempunyai dua anak, hingga anak-anaknya selesai menjalani pendidikan sampai SLTA dan mempunyai rumah tangga sendiri.
Sutrisno menjalani semua pekerjaan tersebut diatas sebagai wujud tanggung jawabnya. Sebagai seorang anak, ia ingin menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, dan setelah menjadi orang tua dia pun menunjukkan tanggung jawabnya yang luar biasa kepada anak-anaknya. Semua itu dijalaninya dengan sungguh-sungguh dan tidak pernah mengeluh. Itu semua dilakukan sebagai wujud tanggung jawabnya yang besar terhadap keluarganya.
Mungkin kita mempunyai nasib yang lebih beruntung dibandingkan Sutrisno. Pendidikan kita mungkin lebih tinggi, pekerjaan kita juga mungkin lebih baik bahkan latar belakang keluarga kita juga mungkin lebih baik dari Sutrisno. Tetapi apakah kita sudah mempunyai tanggung jawab yang besar seperti Sutrisno…? Apakah kita sudah bertanggung jawab terhadap orang tua kita….? Anak kita…..? Atau kepada siapapun yang menaruh harapannya pada kita?
Sebagai orang beriman kita semua tentu mempunyai tanggung jawab. Sebagai seorang anak kita bertanggung jawab dapat memenuhi harapan orang tua kita, sebagai orang tua kita bertanggung jawab membesarkan anak dan mendidiknya dengan benar sampai berhasil memenuhi cita-citanya. Demikian juga sebagai seorang karyawan kita juga bertanggung jawab kepada atasan kita. Semua orang pasti mempunyai tanggung jawabnya masing-masing. Dan kita semua tidak hanya bertanggung jawab kepada manusia, kita juga beratanggung jawab kepada Tuhan. Karena apa yang kita lakukan didunia ini semuanya akan kita pertanggung jawabkan nanti pada saat kita memenuhi panggilan-Nya.
Sebagai orang yang beriman, marilah kita menjadi pribadi yang memiliki tanggung jawab. Apapun yang menjadi tanggung jawab anda saat ini lakukanlah dengan baik, benar dan sungguh – sungguh. Jangan lupa, mintalah pertolongan dan bimbingan Tuhan agar kita dapat melakukan tanggung jawab yang diberikan kepada kita dengan benar dan sesuai dengan kehendak-Nya. Amin.
Oleh : F. Kristiono
Mantab, selain bekerja keras, sutrisno pastilah orang yang jujur, yang memperoleh rejekinya dengan cara jujur dan tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya..
Walau sutrisno hidup dalam kesederhanaan tapi dia sudah menunjukkan kwalitasnya dengan kejujuran..
Semoga kita juga bisa menjadi orang yang jujur seperti Sutrino.
Mantab, selain bekerja keras, sutrisno pastilah orang yang jujur, yang memperoleh rejekinya dengan cara jujur dan tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya..
Walau sutrisno hidup dalam kesederhanaan tapi dia sudah menunjukkan kwalitasnya dengan kejujuran..
Benar mas Px, kita semua bisa belajar dari Sutrino.