Milikilah Karakter Peduli
Di tengah arus modernisasi dan semangat individualis, menyebabkan kepedulian terhadap sesama menjadi tindakan yang langka. Tanggung jawab untuk menumbuhkan dan mengembangkan karakter peduli menjadi suatu hal yang harus direspon oleh setiap orang beriman. Memang tidak mudah menumbuhkan karakter yang penuh kepedulian. Tetapi memupuk semangat kepedulian harus selalu kita tumbuhkan dalam kehidupan kita dan itu bisa dimulai dari lingkungan yang terkecil yaitu di keluarga kita, lingkungan sekitar kita, dan di tempat kita bekerja. Jangan sampai karakter peduli yang sejak jaman dahulu sudah ada dimasyarakat kita, terkikis oleh sifat individualisme yang semakin lama semakin menjadi-jadi. Untuk itu menjadi tugas kita semua untuk kembali memulainya.
Karakter peduli dimasyarakat kita itu masih terbukti ada, pada saat saya menyaksikan salah satu acara televisi swasta nasional, pada tanggal 20 Januari 2017 dan pada tanggal 8 Februari 2019, dalam acara Kick Andy dan Kick Andy Hero yang di pandu oleh Presenter kenamaan Andi F. Noya. Di acara itu Andi melakukan wawancara dengan 2 orang remaja putri yang masih sangat belia, tetapi sungguh mempunyai hati yang mulia dan mempunyai kiprah yang luar biasa dalam hal kemanusiaan, yaitu Sabrina Bensawan dan adiknya Elena Bensawan.
Sabrina, di usianya yang masih sangat muda (17 thn) , mengawali perjalanannya sebagai seorang filantropi lewat dokumentasi kegiatan sosial yang kemudian diunggahnya ke akun Instagram @saabshares.”Niatnya sederhana, saya hanya ingin menginspirasi teman-teman agar mereka mau melakukan hal yang sama. Agar mereka bisa melihat bahwa masih banyak orang yang tidak seberuntung kita dan tak ada salahnya untuk membantu sesama,” ungkap Sabrina. Hal itulah yang membuat dirinya berinisiatif untuk membantu sesama dengan mendirikan sebuah wadah bernama “Saab Shares” untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan, demi disalurkan ke tangan yang benar-benar membutuhkan.
Sebagai inisiator, Sabrina dibantu sang adik, Elena. Mereka berdua memulai langkahnya dengan mencari panti asuhan, panti jompo, orang-orang yang tinggal di kolong jembatan, bantaran rel kereta api, dan tempat yang tidak layak huni untuk dijadikan tempat tinggal, dan membantu dalam bentuk finansial, pendidikan, dan kesehatan. “Aku dari kecil selalu percaya bahwa kita harus saling membantu dengan sesama. Tidak melihat orang itu siapa, kenal atau tidak kenal. Intinya kita harus peduli terhadap sesama, terutama mereka yang kurang beruntung daripada kita,” ucapnya. Saat ditanya mengapa pendidikan dan kesehatan, Sabrina menjawab, “Karena menurut saya itulah akar dari semua permasalahan yang ada. Tanpa kesehatan, seorang anak tidak bisa belajar. Dan tanpa pendidikan, kita tidak bisa memutuskan rantai kemiskinan.”
Sabrina melakukan itu semua awalnya adalah ketika ia melihat kedua orang tuanya yang membantu biaya pendidikan anak sopir mereka yang kurang mampu. Sabrina kecil sudah diajarkan kedua orang tuanya, Antoni Bensawan dan Eris Keti, untuk selalu berbagi dengan orang-orang yang berkekurangan. Melihat kebaikan hati dan teladan dari orang tuanya, menggerakan hati Sabrina untuk turun tangan langsung untuk membantu masyarakat sekitar yang membutuhkan bantuan. Saat kebanyakan remaja sibuk mempersiapkan pesta ulang tahun ke-17 dengan menggelar pesta yang spektakuler, Sabrina memilih menyumbangkan seluruh hadiah yang diterimanya hari itu untuk membeli suplai bahan pokok bagi lansia yang tidak mampu. ”Cara didik kedua orang tua saya berpengaruh besar atas apa yang saya capai dan lakukan sekarang,” ujarnya sambil tersenyum.
Menurut Sabrina, ada beberapa alasan dirinya memiliki motivasi untuk membantu sesama orang yang membutuhkan. Di antaranya, rasa bahagia melihat orang yang dibantu mendapat kebahagiaan seperti yang ia rasakan. “Melihat orang bahagia itu sungguh luar biasa. Jadi, itu yang membuat saya kecanduan; bisa membuat orang senang dan bahagia gara-gara kita,” sambung Sabrina. Awalnya, Sabrina harus mengeluarkan dana pribadi untuk membantu menyekolahkan beberapa siswa kurang mampu hingga sampai bisa duduk di bangku perguruan tinggi. Dana pribadi itu ia peroleh dari menjalankan bisnis online shop yang sudah ia geluti sejak duduk di bangku SMP dan juga melelang hasil lukisan karyanya sendiri. “Sebenarnya, jiwa membantu sesama itu merupakan turunan dari keluarga saya. Harus selalu peduli terhadap orang yang susah dan memerlukan. Selalu kami kasih contoh, ketika Sabrina sudah besar dan akhirnya ia sendiri yang memiliki inisiatif melakukan kegiatan sosial seperti ini,” ujar sang ibu yang hadir di acara Kick Andy.
Walaupun baru berdiri resmi 2 tahun lalu, kini Saab Shares sudah memiliki sebuah rumah singgah di daerah Cengkareng. Hunian yang terletak di perumahan Cengkareng Indah, Jakarta Barat, ini merupakan rumah sementara bagi anak-anak tidak mampu dengan penyakit kronis, selama mereka berobat di rumah sakit di Jakarta. Selain tempat tinggal, Rumah Singgah Saab Shares menyediakan makanan, biaya transportasi untuk ke rumah sakit, dan susu serta popok. Program kesehatan juga diberikan bagi anak-anak penyandang cacat fisik berupa pengobatan gratis. Tidak hanya sebagai rumah sementara, Rumah Singgah Saab Shares juga menjadi rumah belajar bagi anak-anak tidak mampu dan anak-anak jalanan di daerah Jakarta. Tim pendidiknya mengajar pelajaran sekolah, keterampilan, dan pelatihan karakter. Program pemberdayaan untuk para wanita/ibu-ibu juga dilakukan dengan memberikan pelatihan membuat kue atau aksesori, agar mereka aktif secara positif sekaligus berdaya secara finansial. Ada pula tim dokter yang rutin memeriksa dan membimbing kesehatan anak-anak berserta ibunya.
Dalam rumah singgah, di sini setiap anak diajar oleh tenaga atau pengajar profesional, karena Saab Shares membutuhkan komitmen penuh sehingga tidak bisa bergantung pada relawan saja. “Di rumah singgah ini tidak hanya diajarkan pendidikan formal, tetapi juga pendidikan informal seperti tata krama, kebersihan, dan perbaikan gizi.” Kini, wadah Saab Shares sudah dikenal banyak orang. Bahkan, banyak juga donatur yang mau menyisihkan uang untuk orang yang membutuhkan. Tak hanya itu, Sabrina juga telah bekerja sama dengan berbagai yayasan yang lain yang bergerak dalam bidang yang sama. Tak heran, jika Anda punya waktu untuk berkunjung ke rumah singgah Saab Shares, Anda akan disambut senyum dan tutur hangat para anak-anak.
Kita semua bisa belajar banyak dari sosok Sabrina dan Elena walaupun dalam usia yang masih sangat muda tapi mereka sudah memiliki karakter peduli dalam hidup mereka. Bagaimana dengan kita…? Apakah kita sudah melatih atau memiliki karakter seperti yang dilakukan oleh Sabrina dan Elena? Atau jangan-jangan kita sudah tergerus oleh arus modernisasi dan semangat individualis, sehingga kita sudah lupa atau kehilangan karakter peduli dalam hidup kita. Karakter peduli merupakan bentuk kematangan dalam diri seseorang, karena dia mampu melepaskan kepentingan dirinya sendiri dan mengarahkan diri pada kepentingan orang lain. Cara melihat dan memperlakukan orang lain tidak berputar pada fokus memuaskan dirinya sendiri. Karakter peduli bukan tindakan untuk melepaskan orang lain dari tanggung jawab pribadinya, tetapi sebuah perhatian yang diwujudkan dalam tindakan untuk meringankan beban orang lain, atau tindakan memberikan dukungan kepada orang lain dengan cara yang tepat.
Pembaca yang hebat..!! “ Mempunyai karakter peduli adalah sikap yang mulia dan itu tidak mudah, tidak instan, serta tidak datang begitu saja, tetapi harus dilatih, dibiasakan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari mulai sejak dini dalam kehidupan keluarga “Untuk Mempunyai karakter peduli harus dimulai dari lingkungan keluarga terlebih dahulu dan itu bisa dilakukan dengan melatih anak-anak kita sejak kecil dengan melatih kepekaan mereka dengan cara-cara yang sederhana, misal : membantu mencuci piring, menyapu halaman rumah, merapikan kamarnya sendiri, memberi makan hewan peliharaan, memberi bantuan ke temannya yang memerlukan bantuan dan hal-hal sederhana lainnya yang akan mengasah kepekaan anak-anak agar tidak menjadi pribadi yang hanya mementingkan dirinya sendiri dan itu harus dilakukan karena ” Membangun karakter peduli harus ditumbuhkan sejak dini dari contoh nyata yang ada di dalam keluarga, karena kepedulian tidak datang begitu saja. ” Mari kita kembang dan tumbuhan terus sikap peduli dimanapun kita berada dan sebarkan benih-benih kebaikan kepada siapapun yang membutuhkan dan rasakan kebahagiaan dan kedamaian akan selalu ada dalam hidup kita, Amin…