Ojo Dumeh
Gambar : Dokumentasi pribadi
Ojo Dumeh kalimat tersebut pasti tidak asing bagi sebagian besar masyarakat Jawa, karena itu adalah falsafah lama dari bahasa Jawa yang memiliki arti ‘’ jangan mentang-mentang ‘’ . Apabila nilai-nilai falsafah lama ini diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari akan mempunyai kekuatan yang luar biasa, karena ini adalah ajaran para leluhur yang tidak lekang oleh waktu dan zaman dan sangat bagus jika dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping ojo dumeh, ada dua pilar utama lain yang terkandung dalam falsafah ini. Ketiga pilar tersebut adalah: Ojo Dumeh, Ojo Gumunan, Ojo Kagetan, yang masing-masing mempunyai daya implementatif. Saya ingat betul pada saat masih remaja ayah saya selalu menyampaikan pesan begini ‘’ dalam menjalani hidup ini 3 hal yang harus kamu ingat. 1. Ojo dumeh ( jangan mentang-mentang ), 2. Ojo Gumunan ( jangan mudah heran ), 3. Ojo kagetan ( jangan mudah kaget ) agar hidupmu tenang, damai dan sesuai dengan kehendak-Nya ‘’
Tujuan ajaran ‘’ ojo dumeh ‘’ adalah agar jangan berlebihan dalam berperilaku. Berlebihan dalam hal ini bisa dalam mengelola, memiliki atau menjalankan sesuatu yang dipercayakan Tuhan kepada kita seperti : kekayaan, keahlian, kepandaian, jabatan, ketampanan atau kecantikan, kepopuleran dsb. Artinya harus selalu introspektif dan menjalankan apa yang sudah dipercayakan kepada kita, tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri tetapi dengan tujuan menjadi berkah bagi sesama, bisa menghargai orang lain dan tidak menjadi orang yang mentang-mentang mempunyai banyak hal tetapi justru melakukan hal-hal yang tidak baik. Jangan sampai dengan segala yang dimiliki membutakan nurani serta menggunakan ‘’ aji mumpung ‘’atau ‘’memanfaatkan situasi dan kondisi untuk kepentingan diri sendiri atau kelompoknya selagi adanya peluang untuk hal itu ‘’
Jika para pejabat dan aparat yang menempati posisi terhormat di negara ini dapat menjalankan prinsip ‘’ ojo dumeh ‘’ maka negara ini pasti akan menjadi negara yang maju serta masyarakatnya hidup damai, makmur dan sejahtera. Tetapi sayangnya hal tersebut belum dapat terwujud sepenuhnya, karena masih banyak pejabat dan aparat pemerintahan yang menggunakan ‘’ aji mumpung ‘’. Mumpung menjabat dan mempunyai kesempatan maka memperkaya diri sendiri dan kelompoknya melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme ( KKN ) dan akhirnya berurusan dengan hukum serta berakhir di penjara dan berakibat keluarganya ikut menanggung rasa malu. Setelah berada di dalam penjara baru menyesali akan perbuatannya yang tidak benar. Jika ajaran ‘’ Ojo dumeh ‘’ diterapkan hal tersebut tentu tidak akan terjadi. ” Setiap waktu dalam kehidupan ini adalah kesempatan dan anugerah Tuhan untuk kita, karena itu jangan sia-siakan waktu yang ada untuk sesuatu yang baik, benar dan berguna bagi sesama “
Masih banyaknya public figure yang berurusan dengan hukum seperti ; pejabat pemerintahan, tokoh politik, pengusaha, artis, rohaniawan, intelektual dsb membuktikkan bahwa walaupun berpendidikan tinggi dengan berbagai macam gelar, mempunyai posisi terhormat, kekayaan yang berlimpah, terkenal dan menjadi idola masyarakat bahkan mereka yang mempunyai ilmu tentang agama yang tinggi sekalipun tidak menjadi jaminan bisa menerapkan ajaran ‘’ ojo dumeh ‘’. Semua yang mereka miliki itu telah membutakan mata hati mereka sehingga menyimpang dari ajaran agama yang dianut, yang tentunya mengajarkan hal yang baik. Padalah segala perbuatan yang tidak baik pasti suatu saat akan terbongkar akhirnya. , sesuatu yang busuk suatu saat pasti akan tercium baunya walapun berusaha di tutup-tutupi. ” Jangan karena ada kesempatan melakukan hal yang tidak terpuji , tetapi pergunakanlah kesempatan yang ada untuk sesuatu yang baik, benar dan bermanfaat bagi sesama, sehingga hidup akan lebih berguna dan bermakna ”
Pembaca yang hebat …!! Ajaran Ojo Dumeh mengandung nilai-nilai luhur dan mulia yang sangat baik jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi dalam kehidupan dimasyarakat masih banyak contoh-contoh ajaran ‘’ ojo dumeh ‘’ yang belum dijalankan dengan baik misal :
- Merasa sebagai pimpinan, dengan anak buahnya perlakuannya semena-mena/tidak bijak.
- Merasa lebih pandai maka suka meremehkan orang lain dan kepandaiannya digunakan untuk memperdaya orang lain.
- Merasa lebih kaya, maka suka meremehkan orang yang jauh dibawahnya dan suka memamerkan kekayaanya.
- Merasa lebih hebat dari orang tuanya maka kurang menghargai orang tuanya yang merawat dan membesarkannya.
- Merasa lebih hebat ilmu agamanya maka mengganggap dirinya paling benar dan lebih terhormat dibandingkan yang lain.
- Merasa lebih tampan / cantik parasnya maka meremehkan orang lain yang mempunyai wajah biasa saja.
Sikap-sikap seperti tersebut diatas tentu bukan contoh yang baik untuk ditiru. ” Hidup ini hanya sementara, untuk itu hati-hatilah dalam menjalaninya, jangan karena ada kesempatan maka melakukan tindakan yang tidak terpuji untuk meraih apa yang diinginkan. “ Selama masih ada kesempatan pergunakanlah waktu yang ada dengan bijak dan jalani hidup untuk berbuat baik bagi sesama. Agar bisa menjalani kehidupan ini dengan nilai-nilai ” ojo dumeh “ seperti yang diajarkan oleh para leluhur kita maka ada beberapa hal yang mungkin perlu kita renungkan sbb :
1..Semua yang kita miliki hanyalah titipan dari Tuhan dan sewaktu-waktu Dia bisa mengambilnya. oleh sebab itu jangan sombong dengan apa yang dimiliki dan jangan terlalu berlebihan dalam mengelola apa yang sudah Tuhan titipkan kepada kita
2..Semua perbuatan kita pasti diketahui oleh Tuhan walaupun orang lain tidak mengetahuinya. Jika kita melakukan kebaikan maka suatu saat kita juga akan menuai hasilnya demikian juga sebaliknya, jika melakukan sesuatu sesuatu yang tidak baik maka juga akan menerima ganjarannya. Apa yang kamu tabur itulah yang akan dituai.
3..Semua berkah dan talenta yang Tuhan berikan , gunakanlah untuk sesuatu yang berguna bagi diri kita, keluarga , masyarakat , negara dan alam ini.
4..Hidup selalu dekat dengan Tuhan dan mintalah selalu dalam doamu, hikmat akal budi dan kebijaksanaan agar dalam menjalani kehidupan ini bisa mejalankan perintah dan ajaran-Nya dengan baik sesuai dengan kehendak-Nya.
5..Semua manusia itu sederajat , untuk itu perlakukanlah dan hargailah orang lain sama seperti kamu menghargi dirimu sendiri.
Falsafah ‘’ Ojo Dumeh ‘’ masih sangat diperlukan saat ini karena mempunyai nilai yang luhur dan universal serta diyakini bisa menjadikan hubungan sesama manusia menjadi lebih baik, karena mampu mengajak kita untuk menghargai orang-orang disekitar kita, tinggal dan hidup berdampingan satu dengan yang lain dan menganggap orang-orang disekitar kita juga mempunyai peran yang penting karena kita adalah mahluk sosial yang sama derajatnya di hadapan Tuhan. Disamping itu juga memberikan kesadaran bahwa hidup ini hanya sementara bukan untuk selamanya sehingga kita harus selalu hati-hati dalam menjalaninya, jangan mentang-mentang ada kesempatan melakukan keburukan, tetapi jadilah berkah bagi sesama. Amin..