Sudah Bijaksanakah Kita?
Gambar : Dokumentasi pribadi
Tidak lama lagi rakyat Indonesia akan melaksanakan pesta demokrasi yaitu melaksanakan pemilihan umum untuk memilih wakil-wakilnya yang akan duduk sebagai anggota DRPD, DPR, dan DPD, puncaknya yaitu Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Sebagai warga negara yang baik tentu kita harus memilih dengan bijak wakil-wakil kita di parlemen, demikian juga pada waktu nanti kita akan memilih calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang akan memerintah negara kita Indonesia tercinta ini. Pilihan kita akan sangat berpengaruh dan menentukan masa depan bangsa kita. Oleh sebab itu, pada saat kita memilih Presiden dan Wakil Presiden yang akan memimpin negara ini kita harus bijak memilih dan jangan sampai salah memilih. Karena pilihan kita akan sangat menentukan nasib bangsa kita 5 tahun kedepan . Jangan sampai kita memilih karena dipengaruhi oleh uang, barang ataupun hal-hal lain yang menyebabkan kita tidak objektif dalam memilih. Oleh sebab itu kita harus bijaksana dalam memilih.
Kalau tulisan diatas mengingatkan kita tentang bagaimana kita harus memilih dengan bijaksana, bagaimana sih…? Agar tidak hanya dalam menentukan pilihan kita harus bijaksana tetapi dalam menjalani kehidupan ini kita juga harus selalu bertindak dengan bijaksana. Seperti apa cara hidup orang yang bijaksana? Seringkali kita membayangkan orang bijaksana itu seperti seorang pemimpin (Presiden, Menteri dan Kepala Daerah) yang bijaksana didalam membuat kebijakan yang pro rakyat. Atau kita membayangkan seorang hakim yang adil di dalam membuat keputusan, atau mungkin kita mengatakan bahwa orang yang bijaksana karena memiliki pendidikan yang tinggi dengan gelar akademis yang banyak. Atau orang yang bijaksana itu orang yang berhasil menjadi pengusaha yang sukses dsb…. Apakah seperti itu kriteria orang yang bijaksana….?
Pembaca yang hebat…!! Hikmat dan kebijaksanaan adalah milik Tuhan, oleh sebab itu untuk menjadi orang yang bijaksana harus selalu meminta tiap hari dalam doanya agar diberikan hikmat, akal budi dan kebijaksanaan. Hikmat dan kebijaksanaan berbeda dengan ilmu pengetahuan dan kepandaian (skill) yang bisa kita pelajari. Banyak orang yang berpendidikan tinggi, punya jabatan tinggi bahkan seorang ahli agama pun bisa terjerat korupsi atau kejahatan-kejahatan lain. Mereka hanya mempunyai kepandaian (skill) yang bisa dipelajari dibangku pendidikan, membaca buku, mengikuti seminar-seminar, pelatihan-pelatihan, dll . Kalau mereka mempunyai hikmat dan kebijaksanaan pasti tidak akan melakukan kejahatan atau berbuat dosa. ” Kepandaian dan pengetahuan itu penting, tetapi yang lebih mulia adalah mempunyai hikmat dan kebijaksanaan, karena itu mintalah kepada Tuhan agar diberikan hikmat dan kebijaksanaan sehingga kita dapat menjalani hidup sesuai kehendak-Nya “
Kalau kita mengaku bijaksana tetapi masih suka marah apalagi sampai main pukul, kita adalah orang munafik karena telah mengabaikan ajaran Tuhan yang berkata harus bersabar. Mungkin didalam rumah tangga kita suka memukul istri, tidak hormat kepada suami, kasar sama anak, suka marah, tidak menghargai dan mengasihi keluarga, maka kita bukanlah orang bijaksana. Kalau kita suka menyakiti diri sendiri dengan obat-obatan terlarang, suka merokok, main judi, suka main perempuan, kita juga bukanlah orang yang bijaksana. Mungkin kita masih ugal-ugalan didalam berkendaraan, tidak tertib didalam berlalu lintas dan menganggap bahwa kita adalah raja jalanan juga kita bukanlah orang yang bijaksana. Atau kita juga masih suka melakukan perbuatan-perbuatan negatif yang lain, kita juga bukan orang yang bijaksana. ” Orang Yang Bijaksana akan selalu mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh setiap perkataan dan tindakannya serta menjadi teladan dalam menjalani hidupnya “
Kita harus mejadi orang yang tidak hanya punya kepandaian (skill) saja tetapi juga mempunyai kebijaksana. ” Kepandaian dan pengetahuan itu penting, tetapi yang lebih mulia adalah mempunyai hikmat dan kebijaksanaan, karena itu mintalah kepada Tuhan agar diberikan hikmat dan kebijaksanaan sehingga kita dapat menjalani hidup sesuai kehendak-Nya “ Mari kita mengamalkan ajaran Tuhan dan bertindak bijaksana. Minta setiap hari kepada Tuha agar Dia mau memberi hati yang bijaksana kepada kita. Hari lepas hari, Tuhan akan semakin membentuk kita untuk memiliki hati yang bijaksana, lembut, sabar, mengasihi sesama dan tidak suka marah. Sekarang tanyakan pada diri kita sendiri “Sudah bijaksanakah kita ?” Amin.