Mulutmu Harimaumu
Gambar : Dokumentasi pribadi
Mulutmu harimaumu, kalimat tersebut mungkin tidak asing bagi kita dan sering kita dengar . ‘’ Mulutmu harimaumu ‘’ adalah sebuah pepatah dalam bahasa Indonesia yang mengingatkan kepada setiap orang agar berhati-hati dalam perkataan, karena apabila ia tidak memikirkannya terlebih dahulu, niscaya akan dapat merugikan dirinya. Di era sekarang ini ketika semakin banyak orang menggunakan medsos untuk menyampaikan sesuatu pesan atau info yang ditujukan kepada masyarakat atau berbagai pihak, maka pesan atau info yang dikatakan dan disampaikan harus betul-betul bisa dipertanggungjawabkan dan tidak menimbulkan kegaduhan atau merupakan suatu hoax. Karena jika salah berkata bisa berakibat berurusan dengan hukum. Bahkan bisa masuk penjara karena dianggap melanggar hukum.
Kalau kita lihat akhir-akhir ini diberbagai pemberitaan, sudah terbukti banyak kegaduhan yang ditimbulkan karena perkataan yang tidak terkontrol dan tidak bijak sehingga menimbulkan polemik bahkan membuat situasi dimasyarakat menjadi tidak kondusif dan bisa menimbulkan perpecahan. Oleh sebab itu setiap orang harus betul-betul bijak dalam berkata. Siapapun dia, apakah seorang rohaniawan yang mempunyai pengikut yang tidak sedikit, atau seorang pejabat, tokoh masyarakat atau public figure yang mempunyai pengikut atau penggemar yang banyak jumlahnya dalam berkata-kata mereka harus berhati-hati karena setiap perkataan yang disampaikan tidak menutup kemungkinan akan diikuti oleh para pengikutnya atau penggemarnya. Kalau yang dikatakan sesuatu yang positif dan membangun tentu sangat baik sekali, tetapi kalau yang dikatakankan sesuatu yang menghasut, memecah belah dan memprovokasi tentu akan menimbulkan suasana yang tidak kondusif dan bisa menimbulkan kegaduhan dan perpecahan di masyarakat.
Walaupun sudah banyak tokoh masyarakat, rohaniawan, pejabat dan publik figure yang berurusan dengan hukum karena perkataan yang disampaikan merupakan sesuatu yang tidak benar / hoax, menghasut, memfitnah atau menghina seseorang atau kelompok tertentu yang berakibat harus masuk penjara karena dituntut pihak yang merasa dirugikan, tetapi masih banyak juga orang tidak bijak dalam berkata-kata. Mereka harusnya menyadari bahwa jika yang disampaikan menimbulkan kegaduhan atau konflik seharusnya tidak perlu dikatakan, tetapi karena sifatnya politis dan adanya berbagai kepentingan yang lain maka walaupun bisa menimbulkan masalah dikemudian hari tetap saja sesuatu yang harusnya tidak perlu dikatakan tetap disampaikan.
Pembaca yang hebat …!!! ” Perkataan seseorang seperti pedang bermata dua, bisa membangun tetapi juga bisa menghancurkan, bisa membunuh juga bisa menyelamatkan, karena itu berhati-hatilah dalam setiap perkataanmu “ Sebagai orang beriman ungkapan ‘’ Mulutmu harimaumu ‘’ harus betul-betul menjadi perhatian agar kita bijak selalu dalam berkat-kata. Mulut adalah bagian dari anggota tubuh manusia yang meskipun kecil tapi memiliki dampak besar bagi kehidupan manusia. Tak jauh berbeda dengan ‘’ kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi..’’ Oleh sebab itu kita harus selalu berhati-hati dalam memfungsikan mulut ini, sebab perkataan yang keluar dari mulut kita mengandung kekuatan yang dahsyat. Apa yang diucapkan mulut kita bisa memepengaruhi hari esok atau masa depan kita : masa depan yang cerah atau masa depan yang suram.
Mulut pun bisa mewakili hati yang sombong atau hati yang merendah. Ucapan atau perkataan ada yang sifatnya membangun ada pula yang sifatnya menjatuhkan. Ada yang manis ada pula yang pahit. Ada ucapan positif dan negatif . Mungkin kita pernah mendengar orang mengeluh pada diri sendiri? ” hidup kok makin lama makin susah aja! ” atau “ pesaingnya banyak, kayaknya aku gak mungkin lolos…” atau ada juga orang tua yang tega mengatakan pada anaknya begini, ”dasar anak bego! tolol! ” Tanpa disadari ucapan negatif ini sama dengan memupuk kutukan pada diri sendiri atau orang lain. Banyak orang terbiasa dengan mengucapkan kalimat negatif tersebut karena emosi, marah, dan rasa putus asa. Tanpa disadari bahwa apa yang mereka ucapkan bisa menjadi kenyataan.
Sama halnya dengan ucapan atau perkataan bernada positif, misalnya, “ wah, luar biasa, kamu memang hebat ” atau memperkatakan pada diri sendiri: “ saya pasti berhasil, orang lain bisa, saya juga pasti bisa ” Ucapan positif seperti ini sama dengan memberikan harapan masa depan yang cerah. Tanpa disadari bahwa kata-kata yang keluar dari mulut sesungguhnya memiliki kuasa. Bukan mustahil ucapan tersebut bisa menjadi kenyataan. Oleh karena itu, mulut yang baik adalah mulut yang memperkatakan hal-hal yang baik, optimistis, membangun, dan penuh keyakinan, karena itu “ Berhati-hatilah dalam bertutur kata, karena setiap perkataan yang keluar dari mulut kita mengandung kekuatan yang dahsyat dan bisa mempengaruhi masa depan kita, apakah gilang gemilang atau masa depan yang suram “
Agar setiap ucapan atau perkataan yang hendak kita ucapkan tidak menimbulkan hal yang negatif atau menimbulkan masalah di kemudian hari ada baiknya dalam berkata-kata mempertimbangkan hal-hal sbb :
1..Berpikirlah dahulu sebelum berkata. Supaya dari mulut kita tidak keluar kata-kata yang sembarangan yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain, maka berpikirlah dahulu sebelum menyampaikan sesuatu. Jangan sampai terbalik, berkata dulu baru berpikir. Karena apa yang sudah kita katakan tidak bisa ditarik kembali sehingga penting sekali untuk berpikir dahulu sebelum berkata.
2..Pilihlah kata-kata yang baik, positif dan membangun. Sebaiknya dihindari kata-kata yang kotor, negatif, merendahkan dan menebarkan kebecian. Walaupun mungkin anda bermaksud menasehati, menegur atau mengingatkan seseorang, tetap gunakanlah kata-kata yang baik dan tidak merendahkan atau membuat orang lain menjadi tersinggung.
3..Berbicara yang effektif dan effisien. Berbicara sebaiknya sesuai dengan konteksnya dan tidak bertele-tele. Apa yang perlu disampaikan katakanlah , tetapi yang tidak perlu disampaikan tidak perlu harus dikatakan. Jadi bicaralah sesuai dengan keperluannya.
4.. Bekatalah tentang sesuatu yang benar, bukan hoax atau sesuatu yang belum jelas. Setiap apa yang mau dikatakan sebaiknya memang sesuatu yang benar, apa adanya dan tidak mengada-ada serta tidak usah berlebihan dalam menyampaikan segala sesuatu, apalagi menyebarkan kebohongan atau hoax.
Bersikap hati-hati dalam berbicara, bukanlah hal yang mudah. Apalagi dalam keadaan kesal atau marah. Kebanyakan orang lebih suka mengungkapkan kekesalan atau amarahnya lewat kata-kata. Hal seperti itu sebenarnya wajar saja. Namun sayang, dalam keadaan emosional mudah membuat seseorang kehilangan kendali. Akhirnya, kata-kata yang keluar adalah kata-kata kasar, caci maki bahkan kutukan. Seseorang yang tidak bisa menjaga mulutnya, mengeluarkan kata-kata yang tidak bermanfaat , memaki, mencela, menghina, memfitnah dan berkata-kata kotor dan suka merendahkan orang lain. Orang seperti ini hanya akan memicu perselisihan saja. Karena itu ungkapan ‘’ mulutmu harimaumu ‘’ betul-betul harus kita sadari dan kita jaga dalam hidup bermasyarakat.
Perkataan atau ucapan seseorang berkaitan erat dengan hati dan pikiran, oleh sebab itu ucapan seseorang bisa jadi adalah cerminan dirinya. Melalui perkataannya akan terlihat bagaimana pola hati dan pikirannya. Melalui ucapannya seseorang akan dibenarkan dan dipersalahkan. ‘’ Setiap perkataan yang keluar dari mulut tidak bisa ditarik kembali, karena itu berhati-hatilah dalam berkata, karena apa yang kamu katakan akan menentukan masa depanmu ‘’ karena itu “ hati-hati dengan perkataanmu, karena apa yang kamu katakan bisa menjadi berkat atau kutuk, bisa membangun atau menghancurkan, oleh karena itu bijaklah selalu dalam berkata-kata ‘’
Setiap kata atau ucapan yang kita keluarkan adalah cerminan apa yang ada dalam hati kita, karena itu berpikir terlebih dahulu sebelum mengucapkan sesuatu adalah hal yang penting kita lakukan. Kita bisa mempunyai banyak teman atau banyak musuh tergantung mulut kita , karena itu istilah ” mulutmu harimaumu ” akan selalu mengingatkan kita agar selalu hati-hati dan bijak dalam berkata-kara. ” Melalui perkataan kita dapat memuji sesama kita, namun melalui perkataan banyak juga orang yang sakit hati dan terluka, karena itu bijaklah dalam berkata-kata. “ Jika kita dapat mengendalikan mulut kita dengan bijak maka dalam menjalani kehidupan ini kita akan merasa damai dan tentram, amin…