Urip Iku Mung Sawang Sinawang
Gambar : Dokumentasi pribadi
Saya sangat suka sekali mendengar nasihat orang tua saya dan juga para sesepuh yang saya kenal dengan filosofi jawa yang mengandung makna yang sangat dalam dan bagus sekali kalau dijalankan, salah satunya adalah ungkapan ‘’ Sejatine urip kuwi mung sawang sinawang ‘’ yang artinya kurang lebih yaitu ‘’ hakekat hidup itu hanyalah persoalan seseorang memandang/melihat sebuah kehidupan ‘’ ungkapan tersebut begitu sederhana namun memiliki kedalaman makna dan jika dijalani dengan benar membuat hidup itu terasa lebih damai.
Cara pandang setiap orang dalam memaknai hidup ini memang berbeda-beda tergantung dari sudut pandang masing-masing. Seseorang yang terbiasa menjalani hidup dengan penuh kesederhanaan dan ucapan syukur tentu berbeda dengan orang yang selalu tidak pernah puas dengan keadaan dan kondisi yang diterimanya. Demikian juga orang yang menjalani hidup dengan menebar kebaikan dan mau berbagi dengan sesama yang membutuhkan tentu berbeda dengan orang yang hidup hanya memikirkan dirinya sendiri dan yang tidak pernah puas dengan segala yang sudah diterimanya. Semuanya itu tergantung masing-masing orang dalam memilih jalannya.
Suatu hari ada seorang teman yang bercerita kepada saya tentang gaji/pendapatan yang diterimanya seringkali habis hanya untuk hidup sehari-hari dan belum mempunyai barang-barang yang bisa menunjukkan status seseorang yang berhasil misalkan : memiliki mobil, simpanan tanah , deposito, emas dan sebagainya. Sedangkan teman-temannya yang berprofesi sama dan level jabatannya tidak jauh berbeda mempunyai barang-barang seperti tersebut diatas padahal kalau dipikir-pikir gaji atau pendapatan yang diperoleh tidak jauh berbeda.
Apa yang disampaikan teman saya tersebut tentu saja hal yang wajar dan dialami banyak orang dan mungkin termasuk saya juga, karena setiap orang pasti mempunyai keinginan memiliki barang-barang yang mewah dan bisa menjadi investasi untuk hari tua nanti. Melihat teman, saudara atau keluarga yang selevel dengannya kelihatan lebih kaya, sukses dan secara materi kelihatan lebih baik tentu berpikir harusnya dirinya dapat seperti itu juga karena mempunyai profesi yang tidak jauh berbeda. Walaupun begitu cara melihatnya tentu tidak sesederhana itu dan jangan hanya memandang yang kelihatan didepan mata atau yang tampak dipermukaan saja. Seperti istilah ‘’ rumput tetangga lebih hijau ‘’ atau rumput tetangga lebih hijau dari rumput kita. Semua tentu tahu ungkapan tersebut.” Berhati-hatilah dalam menilai sesuatu, sebab yang nampak indah belum tentu indah dan yang nampak buruk tidak selalu buruk, belajarlah untuk melihat segala sesuatu tidak hanya memakai mata fisik, tetapi juga menggunakan mata batin “
Pembaca yang hebat…!! Walaupun jabatan atau pendapatan seseorang bisa sama tetapi apa yang dmiliki seseorang secara materi bisa tidak sama karena masing-masing tentu mempunyai cara yang berbeda dalam mengelolanya, sehingga sangat tidak baik jika ada orang yang harus iri dengan teman, saudara atau keluarga yang dianggap lebih berhasil atau lebih kaya walaupun mereka se level , karena ada beberapa sebab seseorang berbeda satu dengan yang lain yaitu :
1..Kebutuhan masing-masing orang berbeda. Ada orang yang menjalani hidup dengan sederhana dan bisa menyisihkan sebagian gajinya ditabung untuk hari depan nanti dan keperluan –keperluan yang lain/mendesak dan mengeluarkan uang hanya untuk memenuhi kebutuhan dan bukan mengejar keinginan , tetapi ada juga yang orang gajinya hanya cukup untuk hidup sebulan karena digunakan untuk hal-hal kesenangan saja dan menjalani hidup dengan boros dan bersenang-senang tanpa memikirkan untuk menabung di hari tua. Menjalani hidupnya hanya untuk memenuhi keinginan bukan kebutuhan.
2. Tanggung Jawab masing-masing orang berbeda. Ada orang yang gajinya sebagian untuk membantu orang tua, saudara dan menyisihkan sebagian untuk fakir miskin atau anak yatim, tetapi ada juga yang gajinya hanya untuk dirinya sendiri dan kurang memikirkan orang lain dan semua gaji yang didapat hanya untuk aku…aku dan aku…dan semuanya hanya tentang dirinya sendiri.
3. Panggilan hidup masing-masing orang berbeda. Ada orang yang merasa bahagia jika hidupnya bisa berbuat baik bagi banyak orang yang membutuhkan walaupun tidak mempunyai banyak harta, tetapi ada juga orang yang merasa bahagia jika semua kebutuhan dan keinginan untuk dirinya sendiri dapat terpenuhi dan kurang peduli atau kurang peka dengan penderitaan orang lain karena mempunyai prinsip ‘’ mencari uang dan kerja keras untuk diri sendiri bukan untuk orang lain ‘’ , kalau orang lain hidupnya susah yang salah mereka sendiri.
Urip iku mung sawang sinawang, mula aja mung nyawang sing kesawang ‘’ artinya ‘’ hidup itu hanya tentang melihat dan dilihat , jadi jangan hanya melihat apa yang terlihat. ” Jangan mudah menyimpulkan segala sesuatu dari yang kelihatan didepan mata atau di permukaan, lihatlah segala sesuatu dari kedalaman hati, dengan pikiran yang jernih “. Melihat segala sesuatu dari pikiran yang positif serta belajar dari hal-hal yang positif dan tidak usah meniru yang negatif.
Hidup itu selalu ada pilihan dan kita semua diberi kebebasan memilih, baik memilih yang positip atau memilih yang negatif. Ada istilah ‘’ tabur tuai ‘’ apa yang kamu tabur itu yang akan dituai dikemudian hari artinya Apa yang akan kita lakukan hari ini akan mendapat balasan di kemudian hari, baik selama kita masih hidup dan terutama pada saat kita dipanggil Tuhan nanti, karena setiap orang pasti akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang dilakukannya. Mari selalu melihat yang positip, memikirkan yang positif dan melakukan yang positif. Amin.
” Berhati-hatilah dalam menilai sesuatu, sebab yang nampak indah belum tentu indah dan yang nampak buruk tidak selalu buruk, belajarlah untuk melihat segala sesuatu tidak hanya memakai mata fisik, tetapi juga menggunakan mata batin “
( F. Kristiono )