Warisan Yang Terbaik

0 Comments


Gambar : Dokumentasi pribadi


Setiap orang tua pasti ingin memberikan ‘’ warisan yang terbaik ‘’ untuk anaknya, baik itu berupa harta yang berlimpah, pendidikan yang terbaik, usaha yang bisa diteruskan dsb. Dengan adanya ‘’ warisan yang terbaik ‘’ tentu diharapkan anak-anaknya bisa hidup berkecukupan dan tidak kekurangan dengan demikian hati orang tua merasa tenang dan damai kalau waktunya sudah tiba dan harus meninggalkan dunia ini. Tetapi pada kenyataannya  ‘’ warisan yang terbaik ‘’ yang dipikirkan orang tua untuk anak-anaknya tidak selalu seperti yang diharapkan. Bahkan belum lama ini di beritakan di berbagai media di Indonesia saling berebut warisan  dari anak-anak salah satu keluarga konglomerat yang ada di Indonesia. Biasanya rebutan warisan terjadi setelah orang tuanya mereka meninggal, tetap ada juga anak berebut warisan walaupun orang tuanya masih hidup Kenapa semua itu bisa terjadi..? ‘’ karena uang/harta adalah sesuatu yang nikmat’’ Dengan uang  segalanya bisa dibeli. Tidak heran ada istilah ‘’ Akar kejahatan adalah uang ‘’

Ada seorang pengusaha yang sukses dan kaya yang mempunyai 2 anak. Karena menderita sakit yang cukup berat, sebelum meninggal dia sudah membagi warisan kepada anak-anaknya dengan harapan , pada saat dia meninggal anak-anaknya bisa hidup makmur dan bisa merawat istrinya yang sudah tua dengan baik karena harta yang diwariskan lebih dari cukup. Tetapi ternyata setelah pengusaha tersebut meninggal, ternyata anak-anaknya tidak memperhatikan ibunya. Mereka hidup bergelimang harta dengan keluarganya sendiri dan ibunya dibiarkan hidup sendiri bahkan untuk kebutuhan hidupnya sang ibu terpaksa harus berjualan makanan kecil di usia yang sudah tua. Melihat keadaan itu teman-temannya sang ibu sering membantunya karena kasihan meliha keadaannya. Sampai saat ini sang ibu hidup menderita dan anak-anaknya masih belum sadar juga dari kelakukan mereka yang buruk.

Saya mempunyai teman yang cukup sukses dan mempunyai posisi yang baik di perusahaan serta memiliki  harta yang lebih dari cukup untuk bekal masa pensiunnya nanti, tetapi sayang  dalam mendidik 2 anaknya laki-laki kurang tepat. Mereka hidup dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang berlebihan dan pergaulannya tidak terkontrol. Sampai pada suatu ketika teman saya tersebut terkena stroke dan harus berhenti kerja. Semua tabungannya akhirnya habis untuk berobat dan keperluan sehari-hari. Anak-anaknya juga terpaksa berhenti kuliah karena tidak bisa menyelesaikan kuliah dengan baik karena waktunya dihabiskan hanya untuk main game online dan bermain-main dengan temannya.  Di usia yang sudah tidak muda akhirnya istri teman saya tersebut berjualan makanan untuk menyambung hidupnya, dan kedua anaknya diminta untuk juga bekerja apa saja agar mereka bisa bertahan hidup dan merawat teman saya yang masih memerlukan pengobatan untuk penyakit stroke-nya.

Pembaca yang hebat…!!  ‘’ Apa ‘’ warisan yang terbaik ‘’  yang akan diberikan untuk anak. Apakah harta yang berlimpah, rumah yang mewah, perusahaan yang sukses, pendidikan yang tinggi dengan berbagai gelar akademis ? Semuanya itu tentu bagus dan baik saja, tetapi apakah itu menjadi ‘’  warisan yang terbaik ‘’ untuk anak ? Semua harta itu bisa habis dalam sekejap, Rumah yang mewahpun bisa lenyap seketika , perusahaan yang suksespun bisa bangkut , bahkan pendidikan yang tinggi dengan berbagai gelar tidak akan menjamin anak hidup damai dan bahagia. Sebagai orang tua tentu tidak ingin anak hidup  bergelimang harta tetapi mempunyai moral dan etika yang tidak baik.  Semua harta benda yang berlimpah dan pendidikan yang terbaik tidak cukup untuk membahagiakan mereka, terlebih lagi jika harus mempertanggung jawabkan di akhirat nanti, semua apa yang dimiliki di dunia ini tidak ada artinya. Sebagai orang tua tentu kita ingin keluarga kita ‘’ hidup bahagia di dunia dan mati masuk surga. ‘’

Gambar : Dokumentasi pribadi

Bagi saya pribadi  ‘’ warisan yang terbaik untuk anak adalah menyiapkannya menjadi menjadi insan yang memiliki iman yang benar dan kuat, beretika, mempunyai kepribadian yang luhur dan tangguh serta peduli terhadap sesama ‘’  tidak hanya berbicara tentang harta benda dan hal-hal yang bersifat material yang memberikan kenyamanan, kesenangan dan kemudahan untuk anak kita , tetapi juga harus  mempertimbangkan hal-hal lain yang membawa kebaikan dan kedamaian untuk anak kita baik lahir dan batin , untuk saat ini maupun masa yang akan datang.  ” Jika sebagai orang tua kita dapat memberi teladan yang baik dan dilihat anak cucu kita, maka teladan yang baik itu akan diteruskan oleh anak cucu kita, itu merupakan warisan terbaik yang sudah kita berikan kepada mereka “ Untuk itu tidak ada salahnya anak dipersiapkan menerima warisan yang terbaik sbb :

1..Wariskan keyakinan iman yang benar dan kuat.  Didiklah anak dengan keyakinan dan iman yang benar dan lakukan itu sejak sejak usia dini.  Orang tua tidak hanya mendidik tetapi juga  harus bisa menjadi contoh dan teladan yang baik untuk anak dan bisa menjadi mentor bagi anaknya. Anak kita harus mengerti bahwa hidup di dunia hanya sementara dan akan ada kehidupan nanti setelah kematian. Sikap dan perilaku kita di dunia ganjarannya nanti adalah hidup masuk surga atau neraka.

Gambar : Dokumentasi pribadi

2. Wariskan pendidikan etika dan akal budi yang baik.   Dalam hidup bermasyarakat setiap orang tentu harus mempunyai etika dalam pergaulan dan perilaku yang bisa dipertanggun jawabkan baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup bernegara. Dalam hal  ini tidak bisa pendidikan etika dan akal budi hanya diserahkan kepada sekolah ataupun lembaga agama tetapi peran orang tua sangat penting sekali.

3..Wariskan hati yang mengasihi dan peduli terhadap sesama serta menghargai perbedaan. Sebagai mahluk sosial yang saling membutuhkan dan sangat majemuk dengan berbagai perbedaan, tentu dibutuhkan sikap yang bisa bekerja sama dan saling membantu serta menghargai setiap perbedaan yang ada, karena kita semua lahir dan menjalani kehidupan dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Tugas kita sebagai orang tua untuk mendidik dan memberi pengertian dan pemahaman kepada anak kita untuk mengerti hal itu.

4..Wariskan jiwa kemandirian dan tidak bergantung ke orang lain. Walaupun sebagai orang tua kita mempunyai kemampuan untuk memberikan berbagai fasilitas dan kemudahan untuk anak kita , tetapi biasakanlah anak dididik dengan kemandirian bukan memanjakannya yang bisa membuatnya menjadi pribadi yang bergantung karena adanya  fasilitas atau bantuan orang lain. Misalkan, mengajarkan hal-hal yang harus dikerjakan sendiri dari hal-hal yang paling ringan sejak dini ( merapikan tempat tidurnya sendiri, kamarnya sendiri, menyiapkan segala keperluannya sendiri dsb )  

5..Wariskan pendidikan dan ketrampilan yang terbaik. Tugas  orang tua adalah memberikan pendidikan dan berbagai macam ketrampilan yang terbaik untuk anak selama ada biaya dan kemampuan, agar menjadi bekal dalam menghadapi persaingan yang begitu keras saat ini dan yang akan datang.

Gambar : Dokumentasi pribadi

Mungkin ada banyak hal lagi yang bisa ditambahkan untuk memberikan ‘’ warisan yang terbaik ‘’ untuk anak kita tetapi yang perlu diketahui bahwa masa depan anak sangat tergantung dari cara kita mendidik dan membimbingnya sejak dini dan saya meyakini ‘’ warisan yang terbaik untuk anak kita adalah mendidiknya agar memiliki iman yang benar dan kuat, beretika dan kepribadian yang baik, mempunyai kepedulian, menghargai perbedaan, kemandirian serta pendidikan yang baik ‘’. Semoga kita dapat  memberikan ‘’ wariskan yang terbaik ‘’ untuk anak kita amin…

‘’ Warisan yang terbaik untuk anak kita adalah menyiapkannya menjadi menjadi insan yang memiliki iman yang benar dan kuat, beretika, mempunyai kepribadian yang luhur dan tangguh serta peduli terhadap sesama ‘’

( F. Kristiono )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

About

Inspiring Says atau dalam Bahasa Indonesia berarti
“perkataan yang menginspirasi”
adalah suatu web yang berisi cerita bermakna yang memiliki tujuan untuk menginspirasi pembacanya untuk selalu memiliki sikap dan pandangan yang positif dalam menjalani kehidupan.

Selamat membaca.

Regards,
F. Kristiono

Statistik Pengunjung

  • 30,467 Pengunjung