Sekolah Kehidupan

0 Comments


Gambar diambil dari : Dokumentasi Pribadi


Ada suatu artikel yang pernah saya baca menuliskan begini “Hidup ini adalah sekolah, dan kita berada disini untuk belajar. Jalanilah setiap ujian dengan baik dan pandanglah problema sebagai bagian dari kurikulum semata, yang muncul dan menghilang dengan sendirinya. Problema  adalah seperti ketika Anda berada dikelas belajar Matematika atau Fisika, pelajaran itu sulit, tetapi Anda harus menjalaninya. Kelas itu akan berlalu, namun pelajaran yang akan Anda dapatkan darinya akan berguna seumur hidup.

Berbicara tentang ‘’ sekolah kehidupan ‘’ Saya teringat masa kecil  dengan beragam pengalaman yang cukup berat bagi anak seusia saya. Saat saya berusia 8 Tahun  saya sudah harus berjuang membantu orang tua mencari tambahan penghasilan dengan berjualan air untuk orang-orang yang mau ke kamar mandi/toilet disuatu pasar bergantian dengan saudara saya sepulang dari sekolah, sampai saya menyelesaikan pendidikan SD.  Memasuki SLTP kelas 2 ayah dipanggil Tuhan, tetapi hidup tetap harus berjalan.   Dari SLTP – SLTA membantu ibu berjualan makanan dirumah dan  makanan kecil yang dititipkan ke warung-warung. Beruntung masuk perguruan tinggi dengan bantuan biaya dari saudara-saudara. Biaya kuliah dibiayai dengan bekerja sambilan berbagai profesi, mulai dari berjualan helm, salesman alat-alat elektronik, tukang pembuat pigura dll dijalani untuk membayar uang kuliah.

Terpaksa berhenti kuliah di semester VII karena harus mendahulukan  bekerja pilihan yang harus harus diambil untuk membantu Ibu yang sudah tidak bisa mencari nafkah. Mendapat pekerjaan di Toko Retail sebagai pelayan toko dan bekerja sambilan sebagai tenaga pembukuan di perusahaan Kontraktor . Berbagai jabatan dijalani dengan semangat dan optimisme sampai mendapatkan jabatan yang cukup bagus. Lika-liku masalah di dunia kerja menambah pengalaman hidup semakin berwarna. Setelah menikah dan mempunyai anak, beberapa kali  harus berpisah dengan keluarga meninggalkan istri dan anak karena harus ditempatkan di luar kota, mengajarkan kami sekeluarga menjadi pribadi yang mandiri dan semakin menambah rasa sayang dan kepedulian satu dengan yang lain.

Banyak kegembiraan tetapi ada juga kesedihan yang harus dialami terutama pada saat orang-orang yang saya cintai dipanggil Tuhan.  Orang yang melahirkan, membesarkan dan mendampingi selama ini. Terlebih ketika anak laki-laki yang sangat saya cintai dipanggil Tuhan pada tanggal 20 januari 2019 , begitu cepat dan mendadak sungguh membuat hidup terasa hancur. Tetapi semua itu harus bisa dihadapi dan dijalani dengan tetap mengucap syukur dan selalu berpikir positip karena saya percaya bahwa kehidupan ini sudah diatur oleh Tuhan dan Tuhan tidak pernah mencobai umatnya melebihi kekuatannya. Tetap bersyukur dan belajar menerima apapun yang terjadi dalam hidup ini dengan ikhlas dan tetap optimis adalah pilihan yang tetap harus diambil. Itulah sekolah kehidupan yang harus saya jalani dan masih terus akan dijalani sampai kehidupan nanti berakhir. Hidup harus jadi berkat dan berarti bagi sesama kita agar hidup ini lebih bermakna.

Sekarang ini jika saya merenungkan, banyak pelajaran masa kecil yang membentuk saya untuk hidup mandiri dan menjalani kehidupan dengan penuh semangat dan selalu berpikir positip. Saya tidak menyesali masa kanak-kanak saya yang sebagian saya isi untuk bekerja dan membantu orang tua, karena itu semua membangun kemandirian dan kesukaan untuk bekerja. Saya juga tidak menyesali tidak dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. Karena saya mengalami sekolah kehidupan yang lebih bermakna  didunia kerja dan dalam hidup bermasyarakat.

Pembaca yang hebat..!! Berapa lamakah kita menempuh pendidikan sekolah formal? Agar bisa mengenyam pendidikan sampai S-1, rata-rata ditempuh selama 16-18 tahun . Dalam sistem pendidikan formal, bahan materi pengajaran  berupa buku pelajaran atau diktat tersedia. Namun berbeda dengan di Sekolah Kehidupan. Manusia belajar dengan mencoba melakukan tanpa panduan tertulis. Sebagaimana halnya di sekolah formal, ujian-ujian itu diberikan agar kita dapat naik kelas atau naik tingkat apabila berhasil lulus. Bedanya, dalam sekolah formal kita bisa mengetahui kapan kita akan ujian dan pelajaran apa yang akan diuji nanti. Namun dalam Sekolah Kehidupan, kita sering kali tidak tahu ujian apa yang akan kita tempuh, kapan waktunya dan apa pelajarannya. Kita baru bisa belajar saat kita telah menjalani dan melewati ujian tersebut.

Gambar diambil dari : Dokumentasi Pribadi

Lalu pelajaran apa yang kita dapatkan di Sekolah Kehidupan?

1. Pelajaran Kesabaran. Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang ada. Sabar adalah sebuah sikap aktif untuk mengubah kondisi yang ada sehingga dapat menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Bersabar untuk menjalani hidup ini dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi dengan penuh optimis.

2. Pelajaran Bersyukur. Bersyukur  dalam segala keadaan, baik pada saat ada kegembiraan maupun pada saat harus menjalani kesedihan dan kedukaan. Saat kita diberi ujian, lihat di kanan-kiri kita, pasti ada yang lebih parah dan yang lebih menderita dari kita. Saat bangun di pagi hari, kita masih diberi kesempatan untuk menghirup udara secara gratis,  pada saat yang sama jutaan orang lain harus membayar mahal hanya untuk sekadar mendapatkan oksigen. Kita masih bisa melihat cerahnya sinar mentari pagi,  kaki ini masih mampu melangkah melakukan berbagai aktivitas dalam meraih mimpi-mimpi kita. Bisakah kita menghitung nikmat Tuhan yang sudah kita terima? Jadi, masih adakah alasan untuk tidak bersyukur?

3. Pelajaran Ikhlas. Sering kali ikhlas mudah diucapkan namun sulit untuk diterapkan. Ikhlas dapat dianalogikan menelan pil pahit yang rasanya tidak enak, namun mujarab sebagai penyembuh penyakit. Ikhlas menerima caobaan atau ujian hidup yang harus dijalani.

4. Pelajaran Percaya dan Berharap hanya pada Tuhan. Percaya sepenuhnya pada Tuhan bahwa bahwa Dia tahu yang terbaik untuk kehidupan kita dan selalu tetap berharap hanya kepadaNya. Manusia kadang tidak selalu bisa dipercaya, tetapi Tuhan sangat bisa dipercaya karena Dia tidak pernah ingkar janji.

Kehidupan memang memberikan kesempatan untuk belajar. Orang-orang yang memandang hidup itu sebagai ajang untuk belajar menjadi lebih baik, tidak akan menyesali kehidupan serta kesulitan yang dijalaninya . Sebab itu cobaan atau ujian yang sedang Anda jalani saat ini baik didalam pekerjaan , didalam  keluarga dan dimanapun Anda berada ingatlah bahwa Anda sedang belajar didalam “Sekolah Kehidupan.” Meskipun nampaknya sulit untuk saat ini, namun ada pelajaran berharga yang sedang Anda raih. Secara jasmani Anda sedang memperlengkapi diri Anda dengan berbagai keahlian, secara rohani Anda semakin dewasa di dalam iman. Sabar dan bertekunlah meskipun Anda belum merasakan hasilnya saat ini, serta percayalah bahwa suatu saat Anda akan menikmati upah dari jerih lelah Anda. Amin…

‘’Cobaan atau ujian yang sedang Anda jalani saat ini baik di pekerjaan , di  keluarga dan di manapun Anda berada, ingatlah bahwa Anda sedang belajar di dalam sekolah Kehidupan ‘’

( F. Kristiono )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

About

Inspiring Says atau dalam Bahasa Indonesia berarti
“perkataan yang menginspirasi”
adalah suatu web yang berisi cerita bermakna yang memiliki tujuan untuk menginspirasi pembacanya untuk selalu memiliki sikap dan pandangan yang positif dalam menjalani kehidupan.

Selamat membaca.

Regards,
F. Kristiono

Statistik Pengunjung

  • 30,435 Pengunjung